finnews.id – Apakah kamu pernah membaca teks dan merasa huruf-hurufnya seolah menari-nari di halaman? Sensasi ini lebih dari sekadar ilusi mata; bagi sebagian orang, itu menandakan adanya disleksia. Huruf menari-nari membuat kata-kata tampak bergeser, terbalik, atau kabur. Akibatnya, membaca menjadi lambat dan melelahkan secara mental. Selain itu, fenomena ini sering memicu frustrasi karena otak harus bekerja ekstra untuk mengenali huruf.
Disleksia dan Pengaruhnya pada Membaca
Disleksia memengaruhi kemampuan membaca, menulis, dan mengeja, meski orang yang mengalaminya memiliki kecerdasan normal. Salah satu ciri-ciri disleksia yang paling jelas adalah huruf menari-nari saat dibaca. Orang dengan disleksia melihat huruf bergerak ke atas, ke bawah, atau bahkan terbalik. Pergerakan huruf ini tidak konsisten, sehingga setiap halaman bisa terasa berbeda.
Ciri-ciri Disleksia Lainnya
Selain huruf menari-nari, ada beberapa ciri-ciri disleksia yang sering muncul:
-
Anak sulit mengenali urutan huruf dalam kata.
-
Anak sering mengeja kata secara salah meski terdengar benar.
-
Membaca menjadi lambat, padahal mereka mengerti konteks.
Gejala ini biasanya terlihat sejak anak belajar membaca. Namun, kadang baru terlihat jelas saat mereka masuk sekolah. Dengan pengamatan lebih awal, orang tua dan guru bisa membantu anak mengembangkan strategi membaca yang tepat.
Dampak Huruf Menari-nari pada Anak
Huruf menari-nari saat dibaca bisa membuat anak merasa gagal padahal sebenarnya cerdas. Oleh karena itu, orang tua dan guru harus memahami bahwa ini bukan tanda malas, melainkan tantangan neurologis yang nyata. Jika dikenali lebih awal, ciri-ciri disleksia memungkinkan intervensi tepat, sehingga anak bisa belajar dengan nyaman dan percaya diri.
Selain itu, pengalaman ini dapat memengaruhi motivasi belajar. Anak cenderung menghindari membaca karena lelah, sehingga kemampuan membaca mereka tidak berkembang. Dengan dukungan yang tepat, anak tetap bisa menumbuhkan minat membaca meski huruf menari-nari tetap muncul.