Masjid Nabawi. Ini lokasi tujuan utama jemaah saat di Madinah. Tapi, masih ada spot lain yang pantas dikunjungi: percetakan Al-Qur’an terbesar di dunia. Tengoklah kemegahannya. Niscaya akan terpukau.
———————————————–
SIANG ITU , cuaca kota Madinah dan sekitarnya cukup terik. Sinar matahari menghujam bumi tanpa ada yang menghalangi. Tak nampak satu pun awan di langit.
Panas di pertengahan September memang jadi ujian tersendiri bagi jemaah umrah: 42 derajat celcius di siang hari. Termasuk bagi Hendra Supriansyah (49), seorang jemaah asal Tangerang, Banten.
Sengatan panas kian terasa, karena Hendra tengah berada di luar ruangan. Ia sedang mengantri masuk ke pabrik percetakan Al-Qur’an terbesar di dunia.
Ada motivasi tersendiri yang membawa wiraswastawan itu datang ke an-Nakhil, lokasi percetakan. Ikut serta pula, istri dan dua anak Hendra. Sama sepertinya, mereka juga antusias.
“Saya ingin melihat bagaimana proses di sebuah percetakan Al-Qur’an terbesar di dunia. Walau harus antri masuk, tapi kami tetap sabar menunggu,” katanya.
Selain keluarga Hendra, ratusan jemaah dari berbagai negara juga sedang antri. Mayoritas dari mereka datang ke lokasi dengan bus carteran.
Antrian dimulai dari sisi kanan tembok luar gedung percetakan. Persis di sebelah parkiran bus-bus jemaah. Antrian mengular menuju pintu masuk. Panjang antrian mencapai 100 meter, mungkin lebih.
Mereka menunggu diperbolehkan masuk ke percetakan bernama resmi: Majma’ Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif (King Fahd Complex for Printing the Holy Qur’an).
Untuk mencapai percetakan Al-Qur’an ini, jemaah harus menempuh perjalanan sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi. Setiap hari, ada sekitar 2.000 orang yang datang ke sini.
Biasanya, biro travel haji dan umrah memasukkan kunjungan ke percetakan Al-Qur’an ini dalam agenda mereka. Jemaah menyambutnya dengan antusias.
Jikapun tak ada agenda kunjungan yang digagas travel umroh, jemaah bisa datang sendiri ke percetakan ini. Biasanya menggunakan taksi. Sekarang ini bisa lebih mudah lagi: pesan taksi online.
