finnews.id – Jude Bellingham kembali menjadi motor utama Real Madrid setelah sempat kehilangan sentuhan terbaiknya akibat cedera bahu yang memaksanya menepi beberapa bulan. Sejak datangnya Xabi Alonso, performanya perlahan naik. Gelandang asal Inggris itu kini tampil lebih efisien, lebih agresif, dan jauh lebih tajam di depan gawang. Perubahan sistem yang diterapkan Alonso menghidupkan kembali intuisi menyerang dan energi khas yang sebelumnya sempat redup.
Daftar Isi
-
Xabi Alonso ubah pendekatan taktik Real Madrid
-
Bellingham dapat peran baru yang lebih spesifik
-
Efek duet dengan Camavinga di lini tengah
-
Dampak langsung terhadap produktivitas gol
-
Kesimpulan: sistem yang menghidupkan kembali ketajaman
Xabi Alonso ubah pendekatan taktik Real Madrid
Begitu Alonso memegang kendali, Real Madrid bertransformasi dari tim yang bergantung pada improvisasi menjadi tim dengan struktur taktik yang disiplin. Ia memperkenalkan pendekatan posisional yang menekankan jarak antar-lini dan penekanan tinggi secara kolektif. Struktur ini memberi kontrol lebih besar terhadap tempo pertandingan sekaligus mengoptimalkan pemain kreatif seperti Jude Bellingham. Dalam sistem lama, Bellingham sering kewalahan karena ditugaskan mengisi banyak area sekaligus, dari bertahan sampai menyerang. Kini, tugasnya lebih fokus dan terarah.
Bellingham dapat peran baru yang lebih spesifik
Perubahan paling mencolok terlihat pada posisi dan kebebasan geraknya. Alonso menempatkan Bellingham di sisi kanan tengah, bukan di pusat permainan. Dari posisi itu, ia memiliki dua opsi: membantu tekanan tinggi ketika tim kehilangan bola atau berlari ke area penalti saat tim menyerang. Dengan sistem ini, Alonso membuatnya tak lagi terjebak dalam peran serba bisa yang menguras energi. Sebaliknya, ia dapat memanfaatkan kemampuan menembus ruang dan finishing-nya yang mematikan.
Pola ini terlihat jelas saat kemenangan Madrid atas Barcelona. Dalam laga itu, Bellingham mencetak satu gol dan satu assist, menandakan efektivitas perannya dalam sistem baru. Pergerakannya dari belakang lini depan menipu bek lawan dan menciptakan ruang bagi penyerang lain seperti Mbappé.