finnews.id – Mitos Gunung Merapi tidak hanya cerita mistis, tapi juga mengandung pesan moral dan filosofi Jawa:
Keseimbangan antara dunia nyata dan dunia gaib.
Kesadaran alam, bahwa manusia harus hidup selaras dengan kekuatan alam, bukan melawannya.
Keteguhan dan spiritualitas, seperti yang dicontohkan para juru kunci Merapi.
1. Asal-usul Gunung Merapi
Menurut legenda Jawa, Gunung Merapi terbentuk karena perintah Raja Mataram Kuno untuk menciptakan gunung yang menjadi tempat tinggal para makhluk halus. Dahulu, di wilayah Jawa Tengah terdapat perdebatan antara para dewa dan makhluk gaib yang belum memiliki tempat tetap. Para dewa kemudian memindahkan Gunung Jamurdipo (tempat para makhluk halus) ke laut selatan dan menggantinya dengan Gunung Merapi sebagai rumah baru mereka.
Dari sinilah Merapi dipercaya menjadi gunung yang hidup, memiliki penunggu, dan menjadi batas antara dunia manusia dan dunia gaib.
2. Kerajaan Gaib di Puncak Merapi
Masyarakat sekitar percaya bahwa di puncak Merapi terdapat kerajaan makhluk halus yang dipimpin oleh Empu Ramayadi dan Empu Permadi, dua empu (pandai besi) sakti dari zaman Majapahit. Mereka konon membuat pusaka untuk raja-raja Jawa, dan setelah wafat, roh mereka menjaga kawah Merapi.
Selain itu, ada juga legenda tentang Kyai Sapu Jagad dan Kanjeng Ratu Kidul (penguasa Laut Selatan) yang memiliki hubungan spiritual. Gunung Merapi dan Laut Selatan dianggap poros energi mistis Jawa, saling terhubung secara gaib.
3. Labuhan dan Ritual Merapi
Sampai sekarang, masyarakat lereng Merapi masih menjalankan tradisi labuhan (upacara persembahan) yang dilakukan oleh pihak Keraton Yogyakarta.
Upacara ini bertujuan untuk menjaga harmoni antara manusia, alam, dan makhluk halus penghuni Merapi. Persembahan seperti kain, sesaji makanan, dan bunga dikirim ke puncak gunung sebagai bentuk penghormatan kepada penguasa gaib Merapi.
4. Mbah Maridjan: Juru Kunci Legendaris
Sosok Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi yang terkenal setia menjaga gunung hingga akhir hayatnya pada erupsi tahun 2010, dianggap sebagai penerus tradisi spiritual Merapi.