finnews.id – Hipertensi atau tekanan darah tinggi sejak lama dikenal sebagai salah satu penyakit yang sering disebut sebagai silent killer.
Kenapa begitu? Karena banyak orang tidak sadar dirinya mengidap hipertensi sampai akhirnya muncul komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, serangan jantung, hingga penyakit ginjal kronis.
Yayasan Jantung Britania (BHF) menegaskan bahwa hipertensi sering tidak terdeteksi dini karena tidak menimbulkan gejala yang khas.
Sayangnya, saat terlanjur muncul keluhan, kondisi biasanya sudah masuk tahap serius.
Hipertensi Nokturnal: Tekanan Darah Naik di Malam Hari
Salah satu jenis hipertensi yang mulai banyak disorot adalah hipertensi nokturnal, yakni kondisi ketika tekanan darah naik saat malam hari.
Dilansir dari Medical News Today, tekanan darah normal di siang hari sebaiknya tidak lebih dari 120/80 mmHg, sedangkan di malam hari seharusnya turun menjadi sekitar 110/65 mmHg.
Nah, jika tekanan darah malah meningkat saat tidur, kondisi itu bisa berbahaya. Dampaknya sama dengan hipertensi pada umumnya, yaitu meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, gagal ginjal, bahkan bisa memicu kematian mendadak.
Gejala Hipertensi Nokturnal yang Perlu Diperhatikan
Meski banyak penderita hipertensi tidak merasakan gejala sama sekali, ada beberapa tanda yang bisa muncul di malam hari, di antaranya:
-
Gangguan tidur atau insomnia.
-
Sering terbangun karena ingin buang air kecil.
-
Sleep apnea atau henti napas saat tidur.
-
Sulit bernapas hingga menyebabkan dengkuran keras.
Kalau kamu mengalami keluhan-keluhan di atas, jangan anggap sepele. Cobalah cek tekanan darah secara rutin di rumah atau lakukan pemeriksaan medis agar lebih pasti.
Faktor Risiko Hipertensi Menurut CDC dan NHS
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hipertensi biasanya berkembang seiring waktu akibat gaya hidup yang tidak sehat.
Sedangkan Badan Kesehatan Inggris (NHS) menambahkan ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan terkena hipertensi, yaitu: