Home Lifestyle Gaya Hidup Kekinian dan Risiko Paylater di Kalangan Anak Muda Indonesia
Lifestyle

Gaya Hidup Kekinian dan Risiko Paylater di Kalangan Anak Muda Indonesia

Fenomena konsumtif yang semakin marak, terutama di kalangan generasi Milenial dan Gen Z

Bagikan
Gaya Hidup Kekinian dan Risiko Paylater di Kalangan Anak Muda Indonesia
Ilustrasi Shopee Paylater
Bagikan

finnews.id – Apakah gaya hidup kekinian benar-benar menekan keuangan anak muda Indonesia? Fenomena konsumtif yang semakin marak, terutama di kalangan generasi Milenial dan Gen Z, membuat sebagian besar dari mereka mulai mengandalkan sistem pembayaran Paylater. Sistem ini memungkinkan pembelian produk dengan pembayaran di kemudian hari, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan risiko finansial yang signifikan.

Peningkatan Biaya Hidup dan Dampaknya pada Generasi Muda

Dalam beberapa tahun terakhir, gaya hidup kekinian berkembang pesat, seiring dengan melambungnya harga barang dan jasa di pasaran. Ekonom sekaligus pakar kebijakan publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menekankan bahwa penggunaan Paylater secara terus-menerus dapat menimbulkan penumpukan hutang. “Biaya hidup yang terus meningkat, termasuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan pendidikan, mengurangi kemampuan anak muda untuk menabung. Inflasi dan ketidakstabilan harga membuat sebagian besar pendapatan habis untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari,” ujarnya kepada Disway, Rabu 10 September 2025.

Selain itu, Hidayat menambahkan bahwa banyak anak muda bekerja di sektor informal atau ekonomi digital yang fleksibel tetapi kurang stabil dari segi pendapatan. Kondisi ini membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih rumit, terutama jika gaya hidup konsumtif tidak diimbangi dengan perencanaan finansial yang matang.

Paylater: Kemudahan atau Risiko?

Paylater menawarkan kemudahan bagi anak muda untuk tetap mengikuti tren kekinian tanpa harus mengeluarkan uang tunai saat itu juga. Namun, pakar ekonomi ini menekankan pentingnya kesadaran dan kontrol diri. Penggunaan berlebihan dapat menimbulkan hutang yang menumpuk, bahkan hingga memengaruhi skor kredit dan kestabilan finansial jangka panjang. “Diperlukan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Hidayat.

Adaptasi Konsumen Indonesia di Tengah Tekanan Ekonomi

Meski dihadapkan pada tekanan ekonomi, konsumen Indonesia menunjukkan sikap positif. Lembaga riset global YouGov mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dalam mengatur keuangan rumah tangga. Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia, mengatakan, “Mereka meninjau ulang pengeluaran rumah tangga, menyesuaikan gaya hidup, dan mengambil langkah finansial lebih hati-hati. Ini menunjukkan bagaimana masyarakat belajar bertahan sekaligus mempersiapkan masa depan, meski kondisi belum ideal.”

Bagikan
Artikel Terkait
Obat Herbal untuk Batuk Kering
Lifestyle

Tanpa Obat Kimia, Begini Cara Alami Meredakan Batuk Kering

finnews.id – Batuk kering sering kali muncul tiba-tiba. Tenggorokan terasa gatal, dada...

Manfaat Masker Mugwort
Lifestyle

10 Masker Alami untuk Memutihkan Wajah, Bikin Kulit Putih Glowing Tanpa Bahan Kimia

finnews.id – Kulit wajah yang cerah, putih, dan glowing adalah dambaan banyak...

Lifestyle

Influencer Nepo Kids Nepal Kehilangan Follower dalam Sekejap

finnews.id – Influencer Nepal Shrinkhala Khatiwada kehilangan 100.000 followers di Instagram gegara...

Lifestyle

Synchronize Fest 2025 Siap Guncang Jakarta, Ini Informasi dan Harga Tiketnya

finnews.id — Festival musik tahunan yang paling ditunggu-tunggu, Synchronize Fest 2025, resmi...