finnews.id – Analis meyakini bahwa Bitcoin (BTC) tengah mengalami tren bullish breakout dan diperkirakan masih memiliki ruang untuk terus menguat. Salah satu faktor pendukung adalah rendahnya arus modal yang masuk ke pasar, yang menunjukkan bahwa pasar belum memasuki zona euforia.
Per Senin (28/7/2025) malam waktu Asia, harga Bitcoin mengalami koreksi tipis sebesar 0,47 persen dalam sepekan dan berada di kisaran US$118.295. Meskipun begitu, volume perdagangan harian BTC tercatat naik signifikan sebesar 33,17 persen menjadi US$61,18 miliar, berdasarkan data dari CoinMarketCap.
Kapitalisasi pasar Bitcoin kini berada di angka US$2,35 triliun, menguat tipis 0,11 persen dibanding pekan sebelumnya. Dari total pasokan maksimum BTC yang berjumlah 21 juta unit, sebanyak 19,89 juta BTC atau 94,7 persen telah beredar di pasar.
Dalam tujuh hari terakhir, harga BTC sempat menyentuh titik terendah di level US$115.000 pada 26 Juli, sebelum kembali naik dan stabil di atas US$118.000. Rasio volume terhadap kapitalisasi pasar dalam 24 jam terakhir tercatat sebesar 2,61 persen, mengindikasikan tingginya aktivitas transaksi meski pasar bergerak sideways.
Trader populer @Ali_charts melalui platform X menyebut bahwa Bitcoin berpotensi mencapai US$130.000 jika mampu mempertahankan level support di atas US$110.000. Prediksi ini didasarkan pada model MVRV pricing bands dari Glassnode, yang menunjukkan bahwa harga saat ini berada mendekati deviasi atas +1,5 sigma. Jika BTC terus bertahan di atas US$110.756, maka harga bisa menembus wilayah +2,0 sigma, yakni sekitar US$130.000.
Senada dengan itu, analis kripto Michaël van de Poppe juga menyampaikan pandangan positif. Ia menilai bahwa jika BTC mampu bertahan di atas US$116.800, pasar bisa mencetak rekor harga tertinggi baru. Ia juga mengungkapkan bahwa area US$110.000–US$112.000 merupakan zona ideal untuk akumulasi, dengan level resistensi penting berada di kisaran US$119.500.
Analis veteran Peter Brandt turut menyuarakan optimisme. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Bitcoin adalah satu-satunya kripto sejati, sedangkan koin lainnya hanya peniru. Menurutnya, prospek jangka panjang Bitcoin tetap kuat.