finnews.id – Fenomena langit menakjubkan akan menghiasi malam Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Puncak hujan meteor Lyrid diperkirakan terjadi pada malam 22 hingga dini hari 23 April 2025. Kejadian langka ini akan menjadi suguhan istimewa bagi para pencinta astronomi dan masyarakat umum yang ingin menyaksikan keindahan angkasa.
Lyrid merupakan hujan meteor tahunan yang berasal dari sisa-sisa debu komet C/1861 G1 (Thatcher), aktif sejak 16 hingga 25 April. Pada tahun ini, intensitas maksimum hujan meteor diperkirakan mencapai sekitar 20 meteor per jam. Bahkan, dalam kondisi langit cerah dan minim polusi cahaya, jumlah meteor yang terlihat bisa lebih banyak.
Kondisi pengamatan tahun ini dinilai ideal. Pasalnya, bulan dalam fase sabit tua dengan cahaya hanya sekitar 27 persen, sehingga tidak terlalu mengganggu visibilitas meteor di langit malam.
“Waktu terbaik untuk menyaksikan Lyrid adalah mulai pukul 22.30 waktu setempat hingga menjelang fajar, sekitar pukul 5 pagi,” demikian keterangan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Bulan akan terbit sekitar pukul 03.30 dini hari, namun cahayanya diperkirakan tidak terlalu menghalangi pandangan.
Selain hujan meteor, fenomena langit lainnya juga akan terjadi pada 21 April, yakni planet Merkurius yang mencapai elongasi barat terbesarnya. Momen ini membuat Merkurius terlihat paling jelas di langit timur sebelum matahari terbit.
Cara Melihat Hujan Meteor Lyrid
Untuk menikmati fenomena hujan meteor secara optimal, masyarakat disarankan untuk mencari lokasi yang bebas dari polusi cahaya, seperti pegunungan, pedesaan, atau daerah pesisir. Tidak diperlukan teleskop atau alat bantu optik, cukup dengan mata telanjang.
Pengamat juga diimbau untuk berbaring dan menyesuaikan mata dengan kegelapan setidaknya 30 menit sebelum pengamatan, serta menghindari cahaya terang seperti dari ponsel atau lampu kendaraan.
LAPAN juga mengingatkan bahwa cuaca menjadi faktor penting. “Jika langit berawan atau hujan, kemungkinan besar meteor tidak bisa terlihat,” ungkap mereka.
Fenomena ini tidak hanya memberikan hiburan visual, tetapi juga menjadi momen edukatif untuk mengenal lebih dekat dinamika luar angkasa. Masyarakat pun diimbau memanfaatkan kesempatan ini dengan bijak dan tetap menjaga keselamatan selama melakukan pengamatan malam hari.