Dititipkan Sementara, Tak Pernah Pulang
Di balik data dan identitas, tersimpan kisah pilu para lansia yang menjadi korban. Salah satunya adalah Olli Clara Kemur. Menurut keponakannya, Katrina Tawaluyan, Clara sejatinya hanya dititipkan sementara di panti wreda.
“Anaknya menitipkan sementara karena rumah sedang direnovasi. Takut kalau ibunya kenapa-kenapa,” tutur Katrina.
Namun takdir berkata lain. Baru sebulan tinggal di panti, anak tunggal Clara meninggal dunia akibat serangan jantung. Suami Clara telah lebih dulu berpulang, membuatnya hidup sebatang kara hingga akhir hayat.
Ditolak Keluarga, Dijemput Cucu Sambung
Kisah lebih memilukan dialami Herry Lombogia. Ia disebut tidak diterima oleh keluarga besarnya akibat kesalahan di masa lalu. Tanpa istri dan anak, Herry sempat hidup menumpang di gereja hingga jatuh sakit.
Atas bantuan pihak gereja, ia kemudian dirawat di Panti Wreda Damai. Saat meninggal, jenazahnya justru dijemput oleh cucu sambungnya, Kevin Supit (24).
“Saya sudah hubungi tante dan paman, tapi tidak ada yang mau menerima opa,” ujar Kevin dengan suara bergetar.
“Saya menyesal tidak bisa merawat opa. Saya ngekos, setelah menikah pun baru bisa tinggal dengan mertua.”
Tragedi yang Menyisakan Luka Mendalam
Kebakaran Panti Wreda Damai bukan hanya menyisakan puing dan angka korban, tetapi juga membuka kisah-kisah sunyi para lansia yang menghabiskan hari tua dalam keterasingan.
Di balik tragedi ini, tersimpan pelajaran pahit tentang keluarga, kesepian, dan pentingnya perlindungan bagi kelompok rentan.
Duka Manado belum usai. Dan bagi mereka yang pergi, doa menjadi satu-satunya pengantar pulang.