-
Pilih deodoran yang bebas phthalates dan bahan berisiko.
-
Gunakan produk tanpa aroma untuk mengurangi paparan kimia.
-
Batasi jumlah produk beraroma lain yang digunakan sehari-hari, seperti sabun atau lotion berparfum.
-
Periksa label untuk transparansi bahan dan hindari produk yang mencantumkan “fragrance” tanpa penjelasan rinci.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, risiko efek samping deodoran dapat diminimalkan, sambil tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan.
Kesimpulan
Meskipun deodoran adalah bagian penting dari rutinitas harian, efek sampingnya yang jarang disadari perlu diperhatikan. Paparan bahan kimia tertentu bisa berdampak pada hormon, energi, dan kesehatan kulit. Memilih produk yang aman dan lebih transparan dapat menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Edukasi diri dan kesadaran konsumen menjadi kunci utama agar risiko dapat dikurangi.
Referensi:
-
Heid, Markham & Masters, Maria. “Why Your Deodorant Might Be Making You Sick, Tired, and Impotent.” Men’s Health.
-
Steinemann, Anne, PhD. “Fragranced Consumer Products and Health Effects.” University of Melbourne, 2020.
-
Patisaul, Heather, PhD. “Biological Effects of Consumer Chemicals.” North Carolina State University.
-
Dodson, Robin, ScD. “Potential Carcinogenic Chemicals in Fragrance Products.” Silent Spring Institute.