Catatan Dahlan Iskan

Silalahi Ande-ande

Bagikan
Bagikan

Agus Suryonegoro III – 阿古斯·苏约诺

PERCAKAPAN DI BALI.. Orang Betawi: “Pak, di sini banyak patung ya.” Orang Bali: “Itu pathung.” Orang Betawi: “Patung, Pak.” Orang Bali: “Pathung. Sama.” Orang Betawi: “Kok beda nyebutnya?” Orang Bali: “Kita beda lidah pak..” ### Beda pengucapan. Sama arti.

Murid SD Internasional

Di kitab suci al-Qur’an surat Saba ayat 13, malah disebutkan kalau Nabi Sulaiman memerintahkan para jin agar membuatkan beliau patung-patung. Nah, untuk apa seorang Nabi memerlukan patung? Apakah untuk disembah? (bertanya dengan nada lembut juga)

yea aina

Semasa SD, Sudung kecil jadi penggebala sapi. Sejak SD ia berlatih tanggung jawab terhadap 10 sapi bapaknya. Pagi hari melepas sapi-sapi ke padang rumput. Sore hari harus mencari, karena sapi-sapinya saling berpencar. Menggembala hewan ternak, bisa melatih tanggung jawab, kesabaran sekaligus kepemimpinan. Penggembalaan ketika kecil, seperti menempa seseorang untuk memimpin di masa depan. Beda kualitas dengan kepemimpinan seorang “pewaris”, yang bisa menjadi sesuatu karena pengaruh kekuasan pendahulunya. Di sini masih marak kepemimpinan turun temurun. Ada wapres dan menko karena “cawe-cawe” bapaknya, gubenur karena menantu mantan atau ketua dewan karena pengaruh politik emaknya. Dengan rekam jejak kemampuan memimpin yang minim, jangan heran kalau mereka hanya jadi pemimpin simbolis saja. Seperti patung. Jabatan boleh setinggi plafon, tapi kepemimpinannya masih didikte pendahulunya yang pernah jadi sesuatu. Para pengguna “sendok perak”, memang belum pernah makan pakai tangan. Mumbul muluk tanpo tau mangan muluk.

Liáng – βιολί ζήτα

Tuhan melarang penggunaan patung-patung dalam penyembahan kepada-Nya dalam Perjanjian Lama (Keluaran 20:4–5). Apa pun pandangan seseorang tentang patung Yesus yang besar, menyembah atau berdoa kepada patung semacam itu adalah dosa. Tuhan itu transenden; artinya, Dia “lain dari” ciptaan-Nya. Ini berarti gambar apa pun yang kita buat akan menjadi gambaran yang tidak memadai. Yang ilahi tidak dapat diwakili dengan baik dengan imajinasi manusia. Satu masalah yang jelas adalah bahwa kita tidak benar-benar tahu seperti apa rupa Yesus. Alkitab tidak memberikan gambaran fisik tentang Tuhan. Pria yang lembut dan tampak damai yang biasa kita lihat dalam gambaran Barat tentang Kristus hanyalah sebuah ide yang diciptakan tentang bagaimana rupa Yesus. Karena Alkitab tidak memberikan rincian spesifik tentang penampilan Yesus, maka gambaran atau kemiripan apa pun hanyalah sebuah tebakan. Pertimbangan yang paling penting dalam masalah patung-patung besar Yesus adalah apakah kita menggunakannya sebagai berhala atau tidak. Menggunakan patung sebagai objek penyembahan – atau untuk memfokuskan penyembahan seseorang – adalah salah. Alkitab tidak memberikan izin kepada kita untuk menyembah Tuhan melalui patung-patung, bahkan di bawah Perjanjian Baru.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Gembala Sudung

Setengah jam sebelum sampai ke patung ini pun Anda sudah mendapatkan pemandangan...

Catatan Dahlan Iskan

Dosa Pertama

Itulah adegan dosa pertama yang dibuat manusia. Yang lantas dipercaya menjadi dosa...

Catatan Dahlan Iskan

Natal Dairi  

Nanti sore, kalau bisa saya ingin ke Sibea-bea. Di situlah berdiri patung...

Catatan Dahlan Iskan

Tetap Perawan

Mungkin pabrik-pabrik itu akan berjasa mempertahankan lingkungan alam Sulut dan Banggai. Tapi...