finnews.id – Israel terus melakukan penggerebekan di Suriah selatan dan menahan warga sipil. Hal itu terungkap dari kesaksian seorang pria Suriah yang baru-baru ini dibebaskan, setelah berbulan-bulan ditahan oleh Israel.
Ali Abdullah, salah satu dari puluhan warga Suriah yang ditahan oleh pasukan Israel di Suriah selatan, dibebaskan setelah ditahan di penjara Israel selama lebih dari lima bulan.
Abdullah, 20 tahun, tinggal di desa Ma’ariya, yang terletak di antara Quneitra dan Daraa di Suriah selatan.
Abdullah mengatakan kepada Anadolu, bahwa ia ditahan pada 29 Juni, ketika tentara Israel menggerebek desanya. Ia menyatakan bahwa ia ditahan selama satu hari di dekat perbatasan sebelum dibawa ke Israel.
Menurut Abdullah, ia pertama kali dipindahkan ke Penjara Sde Teiman di Gurun Negev, tempat ia ditahan selama sekitar dua bulan, sebelum dipindahkan ke Penjara Ofer di Tepi Barat yang diduduki.
Abdullah menceritakan, ia diinterogasi di Penjara Ofer, tetapi ditahan selama berbulan-bulan meskipun tidak menghadapi tuduhan apa pun.
“Saya ditahan selama 5 bulan dan 10 hari meskipun saya tidak melakukan kejahatan apa pun. Ada sekitar 60 hingga 70 warga Suriah bersama saya di penjara, dan hanya empat orang yang dibebaskan,” kata Abdullah.
Abdullah menggambarkan tekanan psikologis yang berat yang dialaminya selama penahanan, dengan menyatakan bahwa tangan dan kakinya diikat sebagai bagian dari tindakan hukuman.
Beberapa Tahanan Mengalami Masalah Kesehatan
Abdullah juga menuturkan, beberapa tahanan menderita masalah kesehatan serius akibat praktik tersebut. Para tahanan di sel isolasi selama 10 hari diborgol tangannya di bagian belakang punggung.
“Dalam kondisi seperti itu, Anda tidak bisa makan atau pergi ke toilet. Di penjara, hanya diberikan satu kali makan sehari,” katanya.
Abdullah lebih lanjut menuduh bahwa penjaga penjara menekan para tahanan selama ibadah, menghina dan mencaci maki mereka.
Setelah dibebaskan, Abdullah kembali ke desanya, mengatakan bahwa pelanggaran Israel terhadap wilayah Suriah terus berlanjut.