finnews.id – Warga Jawa Barat (Jabar) harus mewaspadai kondisi cuaca dalam kurun satu pekan ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi hujan sedang hingga sangat lebat di Jabar.
Hujan yang dapat disertai kilat dan angin kencang di Jabar diprediksi akan terjadi dalam sepekan ke depan, dari 22 hingga 28 Desember 2025.
Menurut Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu, kondisi tersebut dipengaruhi oleh dinamika atmosfer, seperti suhu muka laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia serta aktifnya gelombang atmosfer tipe Low Equatorial dan bibit siklon tropis.
“Beberapa fenomena atmosfer diprakirakan masih mendukung peningkatan potensi pertumbuhan awan konvektif dan curah hujan di sebagian wilayah Jawa Barat,” kata Teguh, Senin, 22 Desember 2025, dikutip Antara.
Oleh karena itu Teguh meminta masyarakat, khususnya di wilayah Jabar, untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.
Waspadai Pertumbuhan Awan Konvektif Pemicu Cuaca Ekstrem
Teguh menjelaskan kondisi labilitas atmosfer yang berada pada kategori labil ringan hingga kuat juga turut mengindikasikan adanya peluang pertumbuhan awan konvektif pemicu cuaca ekstrem.
Berdasarkan hasil analisis model cuaca global hingga lokal dan data observasi, BMKG menyimpulkan potensi hujan lebat dan angin kencang dapat terjadi dalam durasi singkat pada sejumlah wilayah Jabar.
Teguh mengatakan pihaknya juga mengeluarkan beberapa rekomendasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah terkait potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang.
“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan memperbarui informasi cuaca resmi dari BMKG. Pahami potensi bencana di lingkungan sekitar dan segera lakukan langkah pengurangan risiko,” katanya.
Dalam menghadapi masa peralihan musim kemarau ke musim hujan tahun ini, lanjut dia, masyarakat diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan kilat, yang mungkin terjadi secara tiba-tiba.
“Masyarakat diharapkan mengenali potensi bencana di lingkungannya dan mulai memahami cara mengurangi resiko bencana tersebut, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan dan menata lingkungan sekitarnya,” kata Teguh Rahayu.