Prabowo tercatat beberapa kali mengunjungi wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sementara Gibran juga dua kali mendatangi lokasi terdampak.
Ia menambahkan, berbagai masukan dan kritik dari publik turut menjadi bahan evaluasi. Salah satu contohnya, pembangunan jembatan darurat yang bisa diselesaikan hanya dalam waktu sekitar satu pekan.
Selain itu, Presiden juga menggelar rapat koordinasi di Banda Aceh dengan melibatkan hampir 15 menteri dan jajaran tengah.
Seskab Teddy sendiri dinilai telah melakukan pembenahan pola komunikasi publik dalam penanganan bencana ini dengan turun langsung mendengar keluhan pengungsi dan memastikan akurasi data sebagai fondasi kebijakan.
Kunjungan juga dilakukan ke daerah-daerah yang akses jalur daratnya baru kembali terbuka seperti Aceh Tamiang, Bener Meriah, dan Aceh Tengah.
Teddy menekankan meski bencana melanda tiga provinsi, penanganannya dilakukan dengan skala nasional. Puluhan ribu personel gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BNPB, hingga relawan diterjunkan untuk membantu di lapangan.
Ia mengakui proses penanganan tentu belum sempurna. Karena itu, ia kembali mengajak media dan masyarakat untuk saling mendukung dan berkontribusi sesuai peran masing-masing.
“Jadi, kalau ada di antara saudara-saudara yang dianugerahkan Tuhan, punya pengaruh, entah itu kecil atau besar, dan punya kemampuan untuk berbicara panjang lebar, gunakanlah dengan bijak. Bukan sebaliknya, memperumit, sampaikan pernyataan dan pertanyaan yang bijak. Jangan menggiring-giring seolah pemerintah tidak kerja,” ungkapnya.