Catatan Dahlan Iskan

Anwar Ali

Bagikan
Bagikan

Tiba di kecamatan Wosu, suami Mega menunjuk satu rumah bagus di pinggir jalan: “itu rumah Pak Anwar Hafid”, katanya.

Anwar adalah gubernur Sulteng saat ini. Ia mantan bupati Morowali. Dua periode. Di Pilgub tahun lalu ia mengalahkan Ahmad Ali, politikus Nasdem yang kini jadi ketua harian Partai Solidaritas Indonesia, PSI.

Orang manakah Ahmad Ali?

“Rumahnya di sebelah rumah Anwar Hafid tadi. Hanya selisih lima rumah,” ujarnya. Berarti di Pilgub yang lalu dua calonnya tokoh yang bertetangga dekat di Wosu. Anwar dapat suara 48 persen. Ahmad Ali 38 persen. Sisanya untuk gubernur incumbent: Rudy Mastura.

Waktu pencalonan gubernur itu Ahmad Ali masih pakai kendaraan Nasdem. Di kongres PSI setelah itu ia terpilih jadi wakilnya Kaesang Pangarep.

Saya pun mampir ke rumah di seberang rumahnya Ahmad Ali. Rumah berhadapan itu sama bagusnya. Sama modernnya. Sama warna catnya.

Dua rumah berseberangan itu jauh lebih bagus dari rumah Anwar Hafid.

Saya mampir karena tertarik dengan kisah hidup penghuni rumah mewah di seberang rumah Ahmad Ali itu.

Nama pemiliknya: Mohamad Ali. Haji. Umurnya sudah 83 tahun. Tapi ke mana-mana masih naik sepeda motor. Begitu sederhana. Padahal ia orang terkaya di Morowali.

“Masih punya nama Tionghoa?” tanya saya.

“Tidak punya”.

“Tapi masih punya marga Tionghoa kan?”

“Masih. Marga saya Thio,” jawabnya. Thio adalah bahasa daerah Fujian. Bahasa mandarinnya Zhang (张).

Thio sudah menyatu dengan suku lokal di Morowali. Tidak lagi bisa berbahasa Mandarin.

“Saya lahir di desa sebelah Wosu ini,” katanya. Mamanya pun sudah lahir di desa itu. Ayahnya yang masih lahir di Tiongkok.

Waktu saya mampir ke rumah itu, semua pintunya tertutup. Tapi Moh Ali ada di rumah. Saya menunggu di teras. Tidak ada yang berani mengetuk kamarnya.

Tak lama kemudian terdengar azan pertama salat Asar. Seorang staf di rumah itu bilang ke saya: “Itu sudah ada suara azan. Sebentar lagi beliau pasti keluar,” ujarnya.

Betul sekali. Ketika Azan belum selesai Thio sudah membuka pintu. Ia tampak kaget, ada tamu. Saya pun diminta masuk ke ruang tamunya yang sangat bagus. Duduk di sofa. Berbincang dengannya.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Sawit Atas

Sesaat kemudian kami pun sudah masuk mobil Arif: Wuling. Saya akan ikut...

Catatan Dahlan Iskan

Gula Semut  

Semua itu untuk menjaga kemurnian organiknya. Termasuk Tuti punya data amat detail:...

Catatan Dahlan Iskan

Dua Satu

Gus Ipul juga tidak tampak ingin kembali menjadi sekjen. Saat rapat pleno...

Catatan Dahlan Iskan

Otot Kuat  

Tiba-tiba, pekan lalu dia memberi tahu saya: “anak laki-laki kita akan operasi...