Raissa memilih lagu ini karena dianggap sebagai jembatan emosional dari bagian awal album yang penuh rasa jatuh cinta menuju bagian akhir yang lebih rapuh dan introspektif.
Ia pun berharap lagu ini bisa menemani pendengar yang sedang berusaha memahami perasaannya sendiri.
“Aku berharap lagu ini bisa jadi teman buat mereka memvalidasi perasaannya, dan kalau bisa… ya move on. Tapi semoga nggak ada yang patah hati, ya,” candanya.
Meski begitu, Raissa menegaskan fokus utamanya tetap pada albumnya, terutama pada cerita, suara, dan ruang-ruang sunyi yang mengisi lagu-lagunya. Lewat tur ini, ia ingin pendengar tak sekadar menonton penampilannya, tapi ikut menyelami setiap “surat” yang ia tulis dan setiap emosi yang ia bagikan.