Warga Merasa Ditinggalkan Negara
Sejumlah warga mengaku hingga kini belum merasakan kehadiran bantuan pemerintah secara langsung. Semua bantuan yang diterima berasal dari relawan dari berbagai daerah di Indonesia.
“Saya sudah tidak tahu harus melapor ke mana. Kami menyerah. Biarkan negara mau berbuat apa untuk menyelamatkan kami,” kata Tri, salah seorang warga, dengan mata berkaca-kaca.
Ia menambahkan, seluruh peralatan masak dan kebutuhan rumah tangga telah rusak akibat banjir bandang. Hal serupa disampaikan warga lainnya yang menegaskan bahwa bendera putih adalah simbol kepasrahan total.
“Bendera putih ini tanda kami sudah menyerah. Terserah pemerintah mau berbuat apa,” ucap seorang warga dengan suara bergetar.
Bendera Putih, Simbol Putus Asa Korban Bencana
Aceh Tamiang tercatat mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang. Ribuan rumah dan kendaraan rusak, lahan pertanian terendam lumpur, serta korban jiwa berjatuhan. Penanganan yang dinilai lambat memperparah penderitaan warga, hingga akhirnya mereka memilih mengibarkan bendera putih.
Secara historis, bendera putih sejak abad ke-17 dikenal sebagai simbol penyerahan, gencatan senjata, atau permohonan dialog. Dalam konteks bencana Aceh, simbol ini menjadi pesan paling kuat dari rakyat yang tak lagi memiliki daya, menunggu perhatian dari negara yang seharusnya hadir melindungi.
“Intinya, kami butuh bantuan sekarang juga,” ujar seorang warga, sembari menatap bendera putih yang berkibar diterpa angin.
Link Video Warga Kibarkan Bendera Putih
- ACEH DARURAT BENCANA
- banjir Aceh Timur dan Langsa
- banjir bandang Aceh Tamiang
- bantuan banjir Aceh
- bencana banjir Aceh 2025
- Kata Kunci Pendukung
- Kata Kunci Turunan
- Korban banjir Aceh
- krisis air bersih Aceh
- krisis kemanusiaan di Aceh
- krisis pangan Aceh
- penanganan bencana Aceh lambat
- pengungsi banjir Aceh
- relawan banjir Aceh
- warga Aceh kibarkan bendera putih