finnews.id – Warga di sejumlah wilayah Aceh, mulai dari Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, hingga Aceh Tamiang, mengibarkan bendera putih di sepanjang jalan, Jumat (12/12/2025).
Aksi simbolik ini dilakukan bertepatan dengan kedatangan Presiden Prabowo Subianto ke Aceh Tamiang, sekaligus menjadi jeritan keputusasaan masyarakat atas lambannya penanganan pascabanjir dan longsor yang telah berlangsung hampir dua pekan.
Seorang warga Langsa, Tgk Hanafi, menyebut pengibaran bendera putih merupakan bentuk respons rakyat terhadap krisis kemanusiaan yang belum tertangani secara optimal.
“Ini tanda darurat. Aceh sedang dalam kondisi bencana. Kami memohon kepada pihak luar negeri agar datang membawa bantuan. Kami sudah tidak bisa berharap lagi kepada pemerintah pusat,” ujar Tgk Hanafi kepada wartawan.
Menurutnya, bendera putih juga dimaksudkan sebagai pesan terbuka kepada dunia internasional bahwa Aceh tengah mengalami kondisi darurat dan membutuhkan bantuan segera. Ia menilai narasi yang dibangun pemerintah pusat justru menggambarkan keadaan seolah-olah masih terkendali, berbanding terbalik dengan realitas di lapangan.
Aksi Meluas hingga Pedalaman Aceh
Pengibaran bendera putih tidak hanya terjadi di Aceh Timur dan Langsa. Aksi serupa juga dilaporkan berlangsung di Kabupaten Pidie Jaya hingga Aceh Tengah. Warga mengaku sudah berada di titik kelelahan dan menyerah menghadapi kondisi bencana yang berkepanjangan.
Dicky, warga Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah, menggambarkan kondisi daerahnya yang lumpuh total. Akses jalan terputus, pasokan logistik minim, dan listrik padam selama lebih dari 15 hari.
“Pemerintah daerah tidak sanggup menangani ini. Kami sudah dua minggu tinggal di tenda pengungsian. Makan sehari sekali saja tidak pasti. Kami sudah pasrah,” ucapnya dengan suara lirih.
Aceh Tamiang: Krisis Air Bersih dan Pangan
Di Aceh Tamiang, wilayah yang menjadi salah satu daerah terdampak paling parah, warga mengibarkan bendera putih di sepanjang jalan lintas Sumatera, dari Kecamatan Karang Baru hingga Kualasimpang, Kamis (11/12/2025).
Simbol penyerahan universal itu dikibarkan sebagai pesan keras kepada negara bahwa warga tidak lagi mampu bertahan menghadapi krisis pangan, kesehatan, dan air bersih tanpa bantuan pemerintah.
Seorang relawan yang sudah lima hari berada di lokasi bencana menyebut kondisi di wilayah pedalaman sangat memprihatinkan.
“Air bersih tidak ada sama sekali, listrik belum menyala, dan banyak warga kelaparan. Bantuan yang ada hanya dari relawan, jumlahnya pun terbatas,” ungkapnya.
- ACEH DARURAT BENCANA
- banjir Aceh Timur dan Langsa
- banjir bandang Aceh Tamiang
- bantuan banjir Aceh
- bencana banjir Aceh 2025
- Kata Kunci Pendukung
- Kata Kunci Turunan
- Korban banjir Aceh
- krisis air bersih Aceh
- krisis kemanusiaan di Aceh
- krisis pangan Aceh
- penanganan bencana Aceh lambat
- pengungsi banjir Aceh
- relawan banjir Aceh
- warga Aceh kibarkan bendera putih