finnews.id – Kabar baik datang untuk penyandang disabilitas di Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Sosial menargetkan 36.000 penyandang disabilitas akan menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) dua kali sehari mulai tahun 2026.
Program ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kualitas hidup dan pemenuhan gizi kelompok rentan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025 di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa penerima manfaat akan mendapatkan makanan bergizi pada pagi dan siang hari.
“Insya Allah untuk awal tahun depan, kita menyasar sekitar 36 ribu penyandang disabilitas. Kita beri makan dua kali, pagi dan siang,” ujarnya.
Diantar Langsung ke Rumah
Tak hanya sekadar memberi bantuan makanan, program MBG ini juga dirancang lebih humanis dan inklusif. Makanan akan diantar langsung ke rumah masing-masing penerima manfaat oleh kelompok masyarakat setempat.
Para pengantar ini bukan sekadar kurir, melainkan akan berperan sebagai caregiver atau pendamping sosial. Mereka akan memberikan perhatian, kepedulian, bahkan dukungan emosional kepada para penyandang disabilitas yang mereka layani setiap hari.
“Yang melayani adalah kader-kader desa. Mereka bukan hanya mengantar makanan, tapi juga berperan sebagai caregiver yang memberikan kepedulian dan perhatian,” tambah Saifullah.
Sasar Lansia Juga
Selain penyandang disabilitas, Kementerian Sosial juga memperluas program MBG untuk 100.000 lansia di berbagai daerah. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memperkuat perlindungan sosial bagi kelompok rentan, sekaligus memastikan pemenuhan gizi yang layak.
“Untuk lansianya 100 ribu, dan untuk penyandang disabilitasnya 36 ribu,” jelasnya.
Program ini akan berjalan berbasis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional, sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025. Melalui data tersebut, pemerintah dapat memetakan kebutuhan penyandang disabilitas secara lebih detail, termasuk kebutuhan gizi yang sesuai dengan kondisi masing-masing individu.
Menurut Saifullah, data yang valid adalah kunci utama agar program tepat sasaran.
“Kalau data kita valid, program yang dirancang akan tepat sasaran dan benar-benar berdampak,” tegasnya.
Program MBG dua kali sehari bagi penyandang disabilitas ini menjadi bukti bahwa pembangunan yang inklusif bukan sekadar wacana, melainkan mulai diwujudkan. Tahun depan, ribuan penerima manfaat diharapkan bisa merasakan kehidupan yang lebih sehat, lebih layak, dan lebih terjamin.