finnews.id – Hamilton tutup musim 2025 tanpa podium setelah serangkaian hasil yang tidak sesuai ekspektasi bersama Ferrari.
Pada fase akhir tahun, performa Hamilton terlihat semakin menurun, terutama ketika ia kembali terhenti di sesi kualifikasi pertama di Abu Dhabi.
Momen itu dianggap sebagai titik terendah dalam debutnya bersama tim baru, di mana persaingan justru semakin berat dan tekanan makin terasa dari berbagai arah.
Dalam wawancara seusai kualifikasi, Hamilton mengatakan bahwa perasaannya penuh “anger and rage”.
Ungkapan itu menunjukkan betapa frustrasinya ia menjalani paruh kedua musim, ketika ritme balap sulit ditemukan dan mobil tidak memberikan respons yang ia butuhkan.
Meski sudah melakukan berbagai penyesuaian, caranya untuk memaksimalkan performa mobil Ferrari tampaknya belum ditemukan sepanjang tahun.
Kualifikasi Abu Dhabi sebagai Titik Penentu
Kualifikasi Abu Dhabi dijalani dengan berat oleh Hamilton. Ia tersingkir di Q1 untuk ketiga kali beruntun, atau keempat jika menghitung sesi sprint di Qatar.
Posisinya hanya berada di P16, jauh dari rekan setimnya, Charles Leclerc, yang mengamankan posisi kelima.
Baca Juga
Selisih 0,231 detik pada sesi awal sudah cukup untuk membuat Hamilton gagal melangkah ke tahap berikutnya, sebuah gambaran jelas bahwa performanya belum stabil.
Sebelum kualifikasi, Hamilton sempat mengalami kecelakaan di sesi latihan terakhir. Mobil kehilangan traksi pada belokan sembilan akibat bottoming dan bouncing.
Setelah insiden itu, Ferrari tidak memberi penjelasan rinci, tetapi Hamilton menyebut bahwa ia merasa mobil cukup baik sebelum terjadi hentakan yang membuat bagian belakang hilang kendali.
Kondisi itu memengaruhi pendekatan kualifikasi, dan akhirnya posisinya terperosok keluar dari persaingan.
Musim tanpa Podium Pertama dalam Karier
Hamilton tutup musim 2025 tanpa podium untuk pertama kalinya sepanjang karier Formula 1.
Sejak debut pada 2007, ia selalu berhasil meraih setidaknya satu podium setiap musim. Catatan itu menjadi salah satu bukti konsistensi luar biasa dalam lebih dari satu dekade kompetisi.
Namun tahun ini, semuanya berubah. Dengan berada di urutan keenam klasemen dan tertinggal 78 poin dari Leclerc, peluang finis tiga besar sudah tertutup sebelum balapan terakhir dimulai.
Situasi ini memberi tekanan besar secara mental. Ketika ditanya apakah ia punya rencana untuk mengatasi masalah performa, jawaban Hamilton hanya singkat: “Not at the moment.”
Cara ia menjawab, dengan suara rendah dan singkat, menjadi gambaran jelas bahwa beban psikologis sedang berada di puncaknya.
Ia juga tidak yakin apakah jeda musim dingin yang sangat pendek akan cukup untuk memulihkan energi dan fokusnya.