Catatan Dahlan Iskan

Main Kayu

Bagikan
Oplus_16908288
Bagikan

Dengan demikian Menteri Hanif akan mengevaluasi: apakah selama ini kehilangan hutan di kawasan itu sudah terlalu luas. Atau masih boleh dikurangi lagi asal jangan ada orang hidup di sana.

Misalnya di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru, Tapanuli. Sudah berapa hutan yang hilang di sana. Sudah sekitar 250.000 hektare.

Sungai Batang Toru adalah sungai terpenting di Tapanuli. Sungai ini tergolong pendek: 85 km. Tapi bisa ganas.

Hulu sungai Batang Toru ada di Humbang Hasundutan. Sering disingkat Humbas. Ketinggian hulu di kabupaten Humbas sekitar 1.500 meter. Maka air sangat deras. Berbahaya bagi daerah hilirnya. Sekaligus sangat ideal untuk pembangkit listrik tenaga air.

Tahun 2015 mulailah dibangun PLTA Batang Toru. Lokasinya di kecamatan Marancar. Ada kota kecil bernama Marancar Godang di dekat PLTA itu.

Mengingat lokasi itu terjal pembangunannya amat sulit. Biayanya besar: Rp 21 triliun. Pinjaman dari Tiongkok.

Proyek itu sudah 96 persen selesai. Sebelum Natal nanti harusnya bisa diresmikan. Tapi saya tidak dapat kabar apakah curah hujan yang berat di sana pekan lalu mengganggu penyelesaiannya.

Ini proyek besar: 510 MW. Tinggi bendungannya saja 110 meter. Tentu curah hujan tertinggi kemarin itu juga ujian bagi teknologi bendungannya: apakah cukup kuat.

Awalnya proyek ini juga penuh kontroversi: dianggap merusak lingkungan. Tapi di seluruh dunia PLTA awalnya hampir pasti ditentang. Barat pernah menentang habis-habisan pembangunan PLTA terbesar di dunia: Lembah Tiga Ngarai di dekat Chongqing. Setelah proyek selesai semua mengakui justru itu menyelamatkan lingkungan.

Saya juga tidak mendengar lagi penentangan terhadap PLTA Batang Toru. Memang lahan yang digunakan ‘hanya’ 101 hektare. Artinya, lahan seluas itu akan digenangi air.

Harusnya ini justru bisa mengurangi jumlah air yang langsung menderas ke hilir. Bahwa ada pohon seluas 100 hektare yang hilang harus ada perhitungan: proyek harus menanam pohon sebanyak yang hilang. Harusnya itu tidak sulit.

Yang sulit adalah hilangnya hutan seluas 1.300 hektare yang beralih menjadi perkebunan swasta. Mau diapakan. Lebih sulit lagi hilangnya 3.000 hektare hutan yang menjadi perkebunan rakyat. Dan yang jadi tambang: 130.000 hektare. Belum lagi yang jadi hutan konsesi: 17.000 hektare.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Setelah Hujan

Meski sudah dua hari tidak lagi hujan masih banyak daerah di kabupaten...

Catatan Dahlan Iskan

Pengampunan Presiden

Hanya itu informasi tentang David. Selebihnya masih gelap. Berbagai mesin pencarian tidak...

Rahmanullah Lakanwal
Catatan Dahlan Iskan

Rahmanullah Lakanwal

Dari kota berpenduduk 100 ribu orang itu ia mengendarai mobil menuju timur....

Catatan Dahlan Iskan

Parade Kalkun

Presiden Donald Trump sendiri memanfaatkan Thanksgiving untuk posting misinya di medsos. Bukan...