Aston Martin bantah rumor Christian Horner gabung The Silverstone Team setelah laporan BBC Sport memicu spekulasi besar tentang masa depan mantan bos Red Bull itu.
Pada pekan yang ramai isu ini, orang dalam F1 menilai rumor tersebut wajar mencuat karena dinamika internal Aston Martin sedang berubah menjelang era mesin 2026.
Namun sejak awal, perkembangan terbaru menunjukkan bahwa tim memilih stabilitas, sehingga wajar bila Aston Martin bantah rumor Christian Horner gabung The Silverstone Team demi menjaga arah jangka panjang.
Karena itu, isu sensasional tersebut kembali menjadi sorotan para pengamat yang terus mengikuti langkah Aston Martin.
Dengan demikian, Aston Martin bantah rumor Christian Horner gabung The Silverstone Team menjadi pernyataan penting yang menutup berbagai spekulasi.
Struktur Kepemimpinan Baru Tetap Dijalankan
Lawrence Stroll menyampaikan langsung kepada para pegawai di pabrik Silverstone bahwa tidak ada rencana membawa Horner ke dalam tim. Ia menjelaskan bahwa struktur kepemimpinan yang baru diumumkan minggu ini bersifat final.
Penegasan ini dianggap sebagai sinyal bahwa Aston Martin memilih jalur kesinambungan, terutama ketika mereka tengah mempersiapkan lompatan besar pada era mesin baru.
Adrian Newey, legenda desain F1, akan menjadi team principal mulai 2026 sambil tetap memegang peran sebagai managing technical partner.
Keputusan itu memberikan arah teknis yang kuat bagi The Silverstone Team, terutama karena Newey memiliki rekam jejak panjang dalam menciptakan mobil juara.
Pada saat yang sama, Andy Cowell dipindahkan ke posisi yang lebih fokus pada hubungan teknis dengan Honda dan pemasok bahan bakar menjelang era mesin baru tersebut.
Rumor Horner dan Penjelasan Internal Tim
Aston Martin bantah rumor Christian Horner gabung The Silverstone Team setelah muncul sumber yang mengatakan bahwa Horner tidak pernah diberi tur rahasia di fasilitas tim.
Meski Stroll tidak menampik adanya komunikasi informal, ia menegaskan bahwa tidak pernah ada kesepakatan atau pembahasan serius menuju perekrutan.
Peluang Horner memang menjadi bahan spekulasi karena ia sedang mencari jalan kembali ke F1 setelah 20 tahun memimpin Red Bull. Namun dari informasi yang beredar,
Horner ingin kembali hanya jika ia memperoleh posisi strategis penuh, termasuk saham dan otoritas total dalam pengambilan keputusan. Kondisi ini tidak sesuai dengan arah struktural Aston Martin.
Selain itu, hubungan yang menegang antara Horner dan Newey di masa lalu membuat banyak analis menilai ide tersebut tidak realistis.
Newey meninggalkan Red Bull setelah merasakan penurunan kualitas hubungan, termasuk atmosfer politik di departemen desain yang dianggap tidak kondusif.
Ia juga sempat terganggu oleh tuduhan berat yang ditujukan kepada Horner, meski dua investigasi internal menyatakan Horner tidak bersalah.