finnews.id – Selain meninggalkan trauma dan kerusakan rumah, bencana banjir bandang yang melanda wilayah Padang, Sumatera Barat, juga memutus akses vital masyarakat.
Hal ini ditegaskan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin setelah meninjau langsung lokasi bencana.
Dalam keterangannya, Menkes Budi mengungkapkan skala kerusakan infrastruktur yang parah, yang kini menjadi tantangan besar bagi upaya penanganan kesehatan dan distribusi bantuan.
Menurut Menkes, salah satu dampak terparah yang disaksikannya adalah rusaknya puluhan jembatan.
Kerusakan Infrastruktur Capai Titik Kritis
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa tim di lapangan melaporkan setidaknya 13 jembatan yang menjadi penghubung utama antardesa atau antar kabupaten telah hanyut tersapu derasnya banjir bandang.
Kerusakan ini secara drastis memutus mata rantai logistik dan mempersulit mobilitas tim medis dan evakuasi korban.
“Fasilitasnya banyak yang rusak. Saya tadi ketemu Gubernur Sumbar, Wali Kota Padang, kemudian Bupati Padang Pariaman,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jumat 28 November 2025.
“Di Padang Pariaman 13 jembatannya hanyut, 3 bener-bener hanyut. Jadi saya bilang, oh agak luar biasa,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyoroti ketinggian air yang masih menggenangi beberapa area kunci. Meskipun intensitas hujan sudah mulai mereda, tingginya volume air yang terbawa dari hulu membuat proses pemulihan berjalan lambat.
“Saya tadi jalan dari airport, lihat lokasi saja sudah setengah banjir. Volume air sudah tinggi padahal sudah pakai mobil,” tutur Menkes.
Untuk mengatasi isolasi ini, Kemenkes menginstruksikan Dinkes setempat untuk mengaktifkan Tim Medis Mobile (Bergerak) yang menggunakan kendaraan segala medan atau perahu.
Selain itu, Kemenkes juga berkoordinasi dengan TNI untuk menggunakan helikopter dalam mendistribusikan pasokan medis darurat ke wilayah yang benar-benar terputus.
Hasyim Ashari (Disway)