Catatan Dahlan Iskan

Airmata Ira

Bagikan
Airmata Ira
Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-
Bagikan

Dan itu berlanjut lagi, lagi, lagi dan lagiiiiiiiiiiiiii….mulai dari rutin menambah kas dana alumni, ikut mengunjungi teman atau guru sakit kalau pas dia ada di Indonesia, atau sekadar kumpul-kumpul.

Paling sering Ira menyediakan rumahnyi sebagai tempat kumpul dengan alasan: Aku bisa menyiapkan makanan sendiri untuk teman-teman, kata Ira yang paling hobi menyuguhkan rawon khas Sidoarjo dengan kerupuk udang Siok.

Tahun 2011, istri saya kena serangan stroke ringan. Saat itu, saya tinggal di Semarang. Ira dan Mas Zaim menghubungi saya, menawarkan perawatan khusus untuk istri saya.

Ada ahli yang biasa menangani pasien stroke, di Pasar Kemis, Tangerang. Perawatan butuh waktu, setidaknya satu minggu. “Kalau Mas Pam sibuk, antar Mbak Wiwed (istri saya) ke Jakarta. Mas Pam menemani sehari saja berobat, setelah itu kami yang urus,” kata Mas Zaim, waktu itu. Saya Agung Pamujo, biasa dipanggil Pam memang.

Dan, begitulah. Istri saya bukan saja ditampung di rumah pasangan baik ini. Namun, setiap hari disediakan sopir untuk mengantar berobat.

“Yang dilakuan Mbak Ira ini membuat saya jadi tahu, apa arti seorang teman,” kata istri saya, yang saat itu, alhamdulillah,.membaik setelah sekitar sepuluh hari diurus Ira dan Mas Zaim.

“Ah, Pam…kamu tahu teman itu saudara. Saudara yang kita pilih,” kilah Ira, saat saya mengucapkan banyak terima kasih.

Saya pun teringat betapa “jahat”nya saya pada dia, saat SMA. Sementara Ira, sebaliknya malah terus ingat betapa dia harus terus berbuat manfaat bagi teman-temannyi.

Bukan hanya saya yang merasakan manfaat dari Ira. Seorang teman kuliah di Fapet UB, yang karena keadaan harus bekerja di Hongokong (atau Taiwan?) sedang mengalami masa-masa tidak baik dengan pekerjaannya di negeri orang itu.

Ira yang saat itu masih di GAP Inc, dalam satu agenda kerjanya sampai di tempat teman bekerja itu. Ia menemui, dan mendengar masalahnya. Dia pun berbuat, membantu teman itu pulang. Lalu menampung sementara di rumahnyi di Jakarta. Bahkan membantunya mendapat pekerjaan lagi di Indonesia. “Saya tidak tahu jadi bagaimana kalau waktu itu tidak ditolong Ira,” kata teman yang ditolong itu.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Celana Koteka

Maka, kata Kossay, perlu orang seperti Wyn Sargent. Yakni yang mau tinggal...

Catatan Dahlan Iskan

Dahlan Dahlan

Tentu kami khawatir terperangkap hujan. Sungai-sungai itu tidak akan bisa dilewati. Harus...

Catatan Dahlan Iskan

Satu Triliun

Prof Asep mungkin bukan pemikir keagamaan tingkat tinggi seperti beberapa rektor Syahida...

Catatan Dahlan Iskan

Air Jernih

Karina sudah mempelajari banyak buku dan jurnal. Dari situ dia mendapat ilmu...