Saat itulah, bahu saya ditepuk seseorang. Saya menoleh. Ternyata Ira. Saya tahu saat itu Ira dirut PT ASDP Indonesia Ferry. “Hadir di acara di Inna, kan,” katanyi.
Saya mengangguk. Sambil berpikir. Berarti Ira tadi duduk di baris ekonomi belakang.
Lalu, saya teringat ke Dirut saya sendiri –yang duduk di kelas bisnis. Ira yang lebih sukses duduk di ekonomi, baris belakang pula.
Saat itu, ASDP yang dipimpin Ira memang sedang terus melesat. Laba usahanya juga terus meningkat. Dibandingkan BUMN tempat saya bejerja, laba ASDP hampir 70 kali lipatnya.
Tapi, Ira duduk di kelas ekonomi, baris belakang lagi.
Meski saya kenal Ira sejak lama, dan saya tahu tingginya integritasnyi, saya masih tetap berdecak. Saya malu sendiri.
Lebih-lebih, saat beriringan di terminal bandara, saling nanya nginap di mana. Saya bilang di lokasi acara, Hotel Inna Garuda. “Aku di Amaris,” kata Ira.
Saya kembali tercenung. Inna Garuda bintang 4. Saya pilih menginap di situ. Ira, di Amaris yang bintang 2.
Dan, saya makin tercenung, ingat Dirut saya. Dirut BUMN saya, yang labanya 1/70 laba ASDP, nginap di Hotel Tentrem. Hari itu, tarif Tentrem hampir 5 kali lipat tarif Amaris.
“Acara kita kan seharian. Hotel mung gawe turu,” kata Ira, berbahasa Jawa yang artinya hotel cuma buat tidur semalam.
Saya, terkesiap. Saat itu.
Meski, ternyata itu bukan kali pertama saya tetap tercenung.
Dan, tentu saja bukan pula yang terakhir.
Karena, beberapa kali bertemu Ira lagi, saya kembali terkesiap, tercenung dan berdecak.
Seperti saat tahun 2023. Saat itu, Maret 2023, ada teman nikahin anaknya. Di Malang. Ira, saya, sama-sama diundang. Juga beberapa teman lain di luar Malang. “Nginep nang omahku wae. Kene ngumpul, crito-crito,” kata Ira. Menginap di rumahku saja. Berkumpul. Cerita-cerita, itu ajakan Ira.
Ira memang punya rumah di Malang. Dia selalu tidak harus ke hotel kalau sedang ke Malang. Kota kelahirannyi. Kota tempat dia kuliah S1, di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB). Salah satu kota favoritnyi.
“Meski kecil, senang bisa punya rumah di Malang,” katanyi soal rumahnyi di Malang itu. Rumah tiga kamar yang memang cukup sederhana dimiliki Ira, yang saat membeli rumah itu –sekitar tahun 2013– adalah Direktur di GAP Inc, perusahaan ritel Amerika.