Catatan Dahlan Iskan

Airmata Ira

Bagikan
Airmata Ira
Mantan Direktur Utama PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi-Istimewa-
Bagikan

Muhammad Zainuddin

Sepertinya saya harus segera meninggalkan semua kajian keislaman yang saya ikuti saat ini. Berhenti ISMA’ (mendengarkan), dan lebih memperbanyak IQRA’ (membaca), sebagaimana perintah al-Qur’an surat al-Alaq ayat 1.

Muhammad Zainuddin

LANJUTAN DIALOG, DENGAN INTELEKTUAL SYI’AH, DI QUORA INDONESIA (EDISI 2) Saya: “Sekarang bagaimana dengan tuduhan, bahwa Anda, para kaum Syi’ah, setiap hari hanya melakukan ibadah ritual sholat 3 waktu, dan bukan 5 waktu?”. Intelektual Syi’ah: “Saya luruskan dulu. Yang benar adalah, kami menggabung Dzuhur dan Ashar, lalu menggabung Maghrib dan Isya’, berarti… jadi 2 waktu. Ditambah sholat Shubuh, berarti total… jadi 3 waktu. Nah, itulah… yang kami lakukan”. Saya: “Kalian menggabung 2 sholat setiap hari, tanpa udzur sakit dan tanpa udzur perjalanan??? Ajaran sesat dari mana itu?!” Intelektual Syi’ah: “Nah, seperti Anda inilah, tipikal orang Islam Sunni itu. Kurang banyak membaca, tapi paling nyaring bunyinya. Silakan buka salah satu kitab hadits pegangan Anda, pegangan umat Islam Sunni sedunia, yaitu kitab hadits Shahih Muslim, riwayat nomor 705d — sunnah.com/muslim:705d — Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas, bahwa Nabi Muhammad MENGGABUNG Dzuhur dengan Ashar, dan MENGGABUNG Maghrib dengan Isya, di MADINAH, TANPA alasan bahaya, TANPA alasan hujan. Ibnu ‘Abbas ditanya, mengapa Nabi melakukan itu? Ibnu ‘Abbas menjawab, AGAR umat Islam TIDAK merasa terlalu disusahkan, dengan kewajiban ibadah sholat. Nah, sekarang, silakan Anda SESATKAN Nabi Muhammad, jika Anda punya nyali.” Saya: “…………………” (shock lagi!)

Murid SD Internasional

@Pak Guru Jokosp Tetangga saya kebetulan sales representative Mitsubishi, di dealer Bumen Redja Abadi, Jakarta Utara. Pak Guru @Jokosp bilang: “Triton guncangannya lebih keras dari Hilux”. Tunggu dulu. Tanpa menyebutkan tahun produksi kapan, serta varian + generasi yang mana, statement Pak Guru Jokosp ini bisa misleading. Triton generasi terbaru (MQ/MR) justru dikenal lebih compliant dan lebih nyaman on-road dibanding Hilux. Bisa dilacak berbagai review, mayoritas menyatakan bahwa Triton lebih empuk dan lebih stabil, terutama di kabin belakang. Kecuali, Pak Guru @Jokosp sedang membicarakan Triton generasi lama. Pak Guru @Jokosp bilang: “Hilux lebih lembut, nyaman dan steering lebih ringan”. Tunggu dulu. Justru di medan off-road dan low-speed, steering Hilux malah lebih berat. Triton, punya desain sasis dan radius belok lebih kecil, dan itu yang membuat handling Triton lebih lincah. Pak Guru @Jokosp bilang: “Tinggal ganti ban M/T biar lebih gahar di lapangan”. Noooo. Untuk batu, pasir, dan touring long distance, ban A/T atau hybrid A/T malah jauh lebih optimal. Ban M/T itu lebih bising, berat, boros, dan grip aspal rendah. Hilux itu lebih rugged, heavy-duty, dan lebih mahal, tapi suspensi kaku dan steering berat. Triton generasi baru cenderung lebih nyaman dan ringan dikemudikan dengan turning-radius kecil. Betul keduanya kuat di medan off-road, namun performa sangat tergantung tahun, varian, dan pemilihan ban.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Celana Koteka

Maka, kata Kossay, perlu orang seperti Wyn Sargent. Yakni yang mau tinggal...

Catatan Dahlan Iskan

Dahlan Dahlan

Tentu kami khawatir terperangkap hujan. Sungai-sungai itu tidak akan bisa dilewati. Harus...

Catatan Dahlan Iskan

Satu Triliun

Prof Asep mungkin bukan pemikir keagamaan tingkat tinggi seperti beberapa rektor Syahida...

Catatan Dahlan Iskan

Air Jernih

Karina sudah mempelajari banyak buku dan jurnal. Dari situ dia mendapat ilmu...