LABUBU MOVIE! Sony Pictures Akuisisi Hak Cipta Film Layar Lebar

Finnews.id – Demam boneka Labubu tak lagi hanya menghipnotis dunia kolektor dan media sosial. Karakter menggemaskan dengan taring runcing ini kini bersiap untuk mengguncang industri hiburan global. Ini setelah Sony Pictures secara resmi mengakuisisi hak cipta untuk mengangkatnya menjadi sebuah film layar lebar.

Mengutip laporan The Guardian, kesepakatan mega proyek antara raksasa hiburan Sony dan pembuat mainan asal China, Pop Mart, telah ditandatangani.

Meski masih dalam tahap pengembangan paling awal, proyek ini digadang-gadang memiliki potensi besar untuk menjelma menjadi waralaba film andalan baru bagi Sony.

Ini adalah langkah strategis menangkap semangat zaman. Sony melihat ada basis fans yang fanatik dan cerita dunia yang bisa dikembangkan, mirip pola sukses waralaba besar lain.

Saat ini, detail film masih diselimuti kabut misteri. Belum diputuskan apakah film Labubu akan hadir dalam format live-action atau animasi.

Sutradara dan produser yang akan memegang kendali kreatif juga masih dalam proses pencarian.

Gaya Hidup Mewah & Dukungan Selebritas

Labubu, yang diciptakan oleh seniman Hong Kong Kasing Lung. Bukan sekadar mainan biasa. Karakter ini adalah bagian dari lini “monster” produksi How2Work yang meledak berkat strategi pemasaran blind box (kotak misteri) dari retailer Pop Mart.

Ledakan popularitasnya menjadi fenomena budaya pop dimulai di Asia Tenggara pada 2019. Faktor pendorong utamanya adalah budaya unboxing di media sosial, komunitas kolektor yang solid, dan edisi-edisi langka yang harganya bisa melambung hingga ratusan ribu dollar AS di pasar sekunder.

Namun, faktor pemercepat lain yang tak kalah penting adalah dukungan para selebritas global.

Lisa dari BLACKPINK misalnya. Dia sering terlihat memasang aksesori Labubu pada tas-tas mewahnya.

Tak ketinggalan, Rihanna dan Emma Roberts juga tercatat sebagai penggemar berat si karakter bertaring ini.

Dampaknya langsung terasa pada laporan keuangan Pop Mart, yang disebut mengalami lonjakan laba hingga 350% sepanjang tahun lalu, didorong oleh demam Labubu yang tak kunjung padam.