finnews.id – Banyak orang sering keliru mengira pria gemuk berjanggut putih yang muncul di malam Natal adalah Sinterklas.
Padahal, sosok tersebut adalah Santa Claus, figur yang membawa hadiah dengan cara khas dan unik.
Santa menjadi simbol utama Natal modern dan menandai tradisi yang berbeda dari Sinterklas Belanda.
Dengan memahami siapa Santa, masyarakat bisa meluruskan kesalahpahaman dan menghargai akar sejarah serta budaya yang membentuk figur ini.
Santa muncul dalam cerita rakyat, sastra, dan budaya pop sebagai ikon kegembiraan dan keajaiban Natal.
Asal Usul Santa Claus
Santa Claus lahir dari legenda Santo Nikolas, seorang uskup abad ke-4 di Myra yang terkenal karena kedermawanannya.
Ia memberi bantuan secara rahasia kepada orang miskin dan anak-anak.
Seiring waktu, tradisi itu berkembang menjadi praktik pemberian hadiah secara diam-diam, yang kemudian membentuk karakter Santa modern.
Selain itu, masyarakat Amerika menambahkan unsur kreatif seperti kereta salju, rusa terbang, dan kostum merah yang kini menjadi identik dengan Santa.
Dalam tradisi Amerika, ia juga dikenal dengan nama Kris Kringle.
Dengan memahami sejarah ini, perbedaan antara Santa Claus dan Sinterklas menjadi lebih jelas.
Mengapa Santa Claus Masuk Lewat Cerobong Asap

Salah satu ciri khas Santa adalah turun melalui cerobong asap di malam Natal.
Cerobong menjadi simbol magis yang memungkinkan hadiah tiba tanpa terlihat.
Awalnya, Santo Nikolas melemparkan emas atau koin melalui jendela rumah.
Cerobong asap kemudian menjadi metode populer, terutama setelah puisi terkenal “A Visit from St. Nicholas” diterbitkan pada 1823.
Puisi ini menggambarkan Santa tiba di rumah anak-anak, menaruh hadiah di kaus kaki atau di bawah pohon Natal, dan kembali ke kereta salju.
Selain puisi, cerita rakyat Eropa juga menampilkan makhluk magis yang naik turun melalui perapian, memengaruhi citra Santa modern.
Dengan demikian, cerobong asap bukan sekadar akses fisik, tetapi simbol keajaiban Natal yang membuatnya unik.