Ada mural yang menampilkan anak-anak bermain di gang kampung, diambil dari kehidupan sehari-hari anak-anak di kampung itu.
Bahkan ada mural yang menceritakan kisah persahabatan dan cinta lokal, yang membuat setiap sudut kampung terasa hangat dan akrab.
Bagi para pengunjung, mural-mural ini bukan sekadar pemandangan indah, tapi juga sumber inspirasi dan refleksi tentang kehidupan.
Pusat Kreativitas dan Kolaborasi
Selain mural, Kampung Ulok Gading menjadi pusat kegiatan kreatif lainnya. Workshop seni, pertunjukan musik akustik, dan galeri terbuka digelar secara rutin. Anak-anak dan remaja dari seluruh Bandar Lampung datang untuk belajar, bereksperimen, dan berbagi ide.
“Kami ingin dunia tahu Lampung bukan hanya soal alam, tapi juga kreativitas dan semangat anak muda,” kata salah satu pendiri komunitas seni.
Kegiatan ini membuat kampung menjadi ruang belajar yang hidup, di mana seni tidak hanya dinikmati, tapi juga dipraktikkan secara nyata.
Kampung Ulok Gading: Lebih dari Sekadar Seni
Kampung Ulok Gading membuktikan bahwa seni bisa menjadi jembatan untuk memahami manusia, budaya, dan kehidupan sehari-hari.
Dari gang sempit hingga dinding tinggi, dari mural hingga panggung musik kecil, setiap sudut kampung menyimpan cerita inspiratif.
Lebih dari sekadar destinasi wisata, kampung ini adalah wujud nyata human interest, di mana kehidupan sehari-hari, kreativitas anak muda, dan kolaborasi komunitas berpadu menjadi pengalaman yang menyentuh hati.
“Kami ingin setiap orang yang datang tidak hanya melihat warna di dinding, tapi juga merasakan cerita dan semangat yang ada di sini,” kata Raka.
Narasi Mendalam Tiap Mural di Kampung Ulok Gading
1. Mural Nelayan: “Laut dan Kehidupan”
Mural ini menggambarkan perahu nelayan yang berlayar di laut Lampung, lengkap dengan matahari terbit di cakrawala. Setiap detail ombak dan perahu bukan sekadar ilustrasi, tapi rekaman memori kolektif warga kampung yang banyak bergantung pada laut.
Pak Ardi, warga kampung, bercerita tentang karya mural anak muda di kampung ulok gading.