Times of India menyebut bahwa tes ini bisa berbahaya bila dijadikan “metrik cinta” instan: keberhasilan satu tes burung tidak otomatis berarti hubungan sempurna.
Audra Nuru, pakar komunikasi antarpribadi, memperingatkan bahwa “tak setiap momen burung akan ditanggapi dengan sempurna dan itu wajar.”
Menurut LAist, Gottman sendiri menyatakan bahwa pasangan “nya tidak harus selalu responsif 100%” bahkan pasangan hebat sekalipun kadang melewatkan bids karena sibuk atau lelah.
Ahli lain menambahkan: merekam dan membagikan video tes ini bisa menimbulkan tekanan dan menjadikan hubungan “untuk tontonan publik” alih-alih sarana pertumbuhan emosional.
Makna Sosial di Balik Viral Bird Theory
Mengapa tren sepele seperti ini bisa viral dan menarik banyak perhatian? Beberapa teori:
Rasa Ketidakpastian dalam Hubungan Modern
Karena media sosial sering menampilkan bagian terbaik dari hubungan, tes kecil seperti ini bisa jadi cara untuk “menguji” apakah pasangan benar-benar peduli.
Validasi Emosional lewat Interaksi Sepele
Bird theory mengingatkan kita bahwa intinya bukan burung, melainkan “dilihat”, “dengar”, dan “dihargai” betapapun sepele tampaknya.
Pencarian Konten Relasional yang Mudah Dipahami
Tes ini mudah direkam, mudah dibagikan, dan mudah dipahami jadi sangat cocok menjadi konten viral di TikTok dan Instagram.
Bird Theory Fun Tapi Tak Boleh Dijadikan Satu-Satunya “Tes” Cinta
Tren Bird Theory memang menarik dan bisa menjadi refleksi sederhana untuk melihat bagaimana pasangan berinteraksi dengan hal-hal kecil. Tapi penting diingat:
Bird theory berdasarkan riset nyata tentang “bids for connection” dari Gottman.
Respons pasangan terhadap momen kecil memang penting, tetapi satu tes tidak bisa mewakili seluruh dinamika hubungan.
Gunakan tren ini sebagai alat introspeksi, bukan sebagai satu-satunya ukuran sehatnya hubungan.