Priyo Prayudha Utama menekankan bahwa kondisi di lapangan sangat menantang. Pencarian sebagian besar dilakukan menggunakan peralatan manual seperti sekop dan cangkul, sebab kondisi medan yang curam dan material tanah yang masih sangat labil membuat pengerahan alat berat menjadi terbatas.
“Kondisi ini membuat Tim SAR gabungan terus melakukan upaya penyisiran secara intensif. Upaya pencarian akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban ditemukan,” tegas Priyo.
Selain tantangan medan, BNPB juga mengimbau seluruh tim SAR dan warga di sekitar lokasi bencana untuk selalu waspada terhadap potensi longsor susulan, mengingat prakiraan cuaca menunjukkan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Majenang hingga Minggu 16 November 2025.