Pertemuan ini menjadi ajang balas dendam bagi Gregoria, yang delapan tahun lalu pernah kalah dari Hung saat masih di level junior di Vietnam International Challenge 2017.
Gim pertama berjalan cukup ketat, namun Gregoria kehilangan fokus di paruh akhir dan tertinggal 17-21.
Tak ingin mengulangi kesalahan, ia tampil agresif di gim kedua dengan serangan tajam hingga menang telak 21-9.
Pada gim ketiga, Gregoria menunjukkan mental juara. Sempat tertinggal di awal laga, pemain asal Wonogiri itu berbalik unggul 18-16 dan menutup pertandingan dengan skor 21-18.
Kemenangan ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi Gregoria yang perlahan pulih dari gangguan vertigo dan bertekad tampil konsisten di turnamen-turnamen mendatang.
Langkah Lanjut Wakil Indonesia
Dengan hasil ini, Indonesia menempatkan dua wakil tunggal putri di babak 16 besar Kumamoto Masters 2025.
Penampilan Dhinda dan Gregoria menjadi angin segar bagi sektor tunggal putri yang terus menunjukkan peningkatan di level internasional.
PBSI berharap keduanya bisa mempertahankan momentum kemenangan ini untuk membawa Merah Putih bersinar di turnamen yang digelar di Jepang tersebut.
Keberhasilan Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi dan Gregoria Mariska Tunjung menjadi bukti nyata bahwa regenerasi tunggal putri Indonesia berjalan positif.
Perjuangan keras, mental baja, serta semangat pantang menyerah mereka di lapangan menjadi inspirasi bagi atlet muda Tanah Air.