Dua bom dilaporkan sudah meledak di area Masjid sekolah, dibuktikan dengan adanya dua kawah ledakan. Sementara itu, empat bom ditemukan di area bank sampah, di mana dua di antaranya sudah diledakkan dan dua lainnya masih aktif. Satu bom lainnya ditemukan di taman baca.
Analisis Brimob menunjukkan bahwa bom yang meledak di masjid diduga dikendalikan menggunakan remote. Material yang digunakan pelaku meliputi empat buah baterai AAAA, electric mass sebagai initiator, dan potassium chloride sebagai bahan peledak.
“Casing-nya itu jeriken plastik 1 liter, kemudian strap mill paku,” tambah Henik. Temuan receiver yang dikendalikan remote di taman baca menyimpulkan bahwa pelaku meledakkan bom saat berada di luar masjid.
Kabid Balistik Metalurgi Forensik (Balmetfor) Mabes Polri, Kombes Pol Ari Kurniawan Jati, memastikan bahwa seluruh bahan peledak yang ditemukan—baik yang sudah meledak, yang masih aktif, maupun bahan yang disita dari rumah pelaku—memiliki daya ledak yang rendah (low explosive).
“Bahan di TKP 1 di mesjid atau di TKP 2 di samping bank sampah itu ada kesesuaian dengan bahan-bahan yang ada di rumah anak yang berkonflik dengan hukum,” tutup Ari, mengonfirmasi kesamaan jenis bahan peledak yang digunakan ABH.