Home News Profil Marsinah, Sosok Buruh yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional
News

Profil Marsinah, Sosok Buruh yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

Bagikan
Marsinah
Marsinah Pahlawan Nasional
Bagikan

finnews.id – Nama Marsinah, aktivis buruh asal Nganjuk, Jawa Timur, kini resmi tercatat dalam sejarah bangsa sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Gelar kehormatan ini diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, sebagai bentuk penghargaan tertinggi atas dedikasinya memperjuangkan hak dan kesejahteraan kaum pekerja di tanah air.

Penghargaan ini menjadi momen bersejarah, bukan hanya bagi keluarga Marsinah, tetapi juga bagi seluruh buruh Indonesia yang terus berjuang menegakkan keadilan di dunia kerja.

Sosok perempuan yang dikenal berani dan tegas ini telah wafat secara tragis akibat kekerasan yang dialaminya saat memperjuangkan hak-hak buruh pada awal 1990-an.

Perjalanan Hidup Marsinah

Marsinah lahir di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk pada 10 April 1969. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Sejak kecil, Marsinah harus menghadapi kenyataan pahit: sang ibu meninggal dunia ketika ia baru berusia tiga tahun.

Meskipun hidup sederhana, Marsinah dikenal cerdas, mandiri, dan pantang menyerah. Ia menempuh pendidikan di SDN Nglundo 2 Sukomoro, lalu melanjutkan ke SMPN 5 Nganjuk, dan akhirnya SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk.

Menurut keluarganya, Marsinah tumbuh sebagai pribadi kuat yang selalu membela kebenaran. Setelah lulus SMA, keterbatasan biaya membuatnya tak bisa melanjutkan kuliah. Namun semangat belajarnya tak pernah padam — ia tetap menambah ilmu lewat kursus dan gemar membaca koran, bahkan dari lembaran bekas.

Usai menamatkan sekolah, Marsinah bekerja di beberapa tempat sebelum akhirnya diterima di pabrik kaca PT Catur Putra Surya (CPS). Di sinilah kesadaran kritisnya mulai tumbuh. Ia sering membaca peraturan ketenagakerjaan dan tak ragu menegur manajemen bila menemukan ketidakadilan.

Rekan-rekan kerjanya kerap meminta pendapat darinya karena Marsinah dikenal berani, tegas, dan peduli. Lama-kelamaan, ia dipercaya menjadi pemimpin aksi buruh di pabrik tersebut. Marsinah bahkan memimpin rapat dan aksi pemogokan massal pada 3–4 Mei 1993, untuk menuntut keadilan atas pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak dan pelanggaran hak-hak buruh lainnya.

Bagikan
Artikel Terkait
Kemen PU mobilisasi ribuan alat berat untuk antisipasi cuaca ekstrem di akhir tahun 2025. Foto: Kemen PU
News

Kemen PU Siapkan 5.755 Alat Berat dan Ribuan Personel untuk Antisipasi Cuaca Ekstrem

finnews.id – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan langkah kesiapsiagaan nasional melalui penyediaan...

DPR dukung langkah BGN tutup SSPG yang sebabkan KLB keracunan massal.
News

DPR Apresiasi Langkah BGN Tutup Permanen SPPG Penyebab Keracunan Massal

finnews.id – Badan Gizi Nasional (BGN) akan menutup permanen dapur Satuan Pelayanan...

Menteri PU, Dody Hanggodo instruksikan percepatan penanganan longsor ruas Medan–Berastagi. Foto: Kemen PU
News

Jelang Nataru 2025/2026, Kemen PU Percepat Penanganan Longsor Ruas Medan–Berastagi

finnews.id – Untuk mendukung konektivitas dan kelancaran jelang libur Natal dan Tahun...

News

Kebakaran Hebat Hanguskan Bangunan Sarang Walet di Kalteng, Ratusan Juta Musnah

finnews.id – Kebakaran hebat terjadi di di Desa Tuwung, Kecamatan Kahayan Tengah,...