finnews.id – Polusi udara di Delhi memicu protes polusi udara dari ratusan warga yang khawatir dengan kesehatan mereka. Warga turun ke jalan setelah kualitas udara di ibu kota India mencapai tingkat sangat berbahaya, dengan indeks kualitas udara (AQI) lebih dari 400 di beberapa lokasi. Protes polusi udara ini menjadi momentum jarang terjadi, karena warga biasanya terbiasa menghadapi polusi tinggi sebagai kondisi sehari-hari.
Latar Belakang Polusi Udara di Delhi
Kualitas udara di Delhi buruk sepanjang tahun akibat emisi kendaraan, debu konstruksi, dan polusi industri. Saat musim dingin, masalah ini memburuk karena petani membakar jerami di negara bagian tetangga. Angin yang lemah membuat partikel beracun tetap berada di permukaan tanah. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan masalah jantung, terutama pada anak-anak dan lansia.
Pemerintah India menggunakan Graded Response Action Plan atau GRAP untuk menanggulangi polusi udara. Beberapa langkah sudah dijalankan, termasuk pembatasan generator diesel dan pengawasan lokasi konstruksi. Namun, protes polusi udara menunjukkan warga menilai langkah-langkah itu belum memadai.
Kronologi Protes Polusi Udara
Pada hari Minggu, sekitar 400 orang berkumpul di India Gate. Mereka menuntut pemerintah menangani polusi udara yang semakin parah. Demonstran mengenakan masker gas sebagai simbol ketidakpuasan terhadap udara yang tercemar. Mereka membawa spanduk bertuliskan pesan seperti “Right to live, not just survive” dan “Life in Delhi: Take birth, breathe, die.”
Polisi menahan sekitar 80 orang karena mereka tidak memiliki izin untuk menggelar aksi di India Gate, yang merupakan area dengan keamanan tinggi. Semua demonstran kemudian dibebaskan. Insiden ini menekankan ketegangan antara warga yang menuntut udara bersih dan aparat yang menjaga keamanan publik.
Dampak Kesehatan dan Sosial
Protes polusi udara menyoroti dampak nyata kualitas udara yang buruk. Ahli kesehatan memperingatkan bahwa paparan jangka panjang terhadap partikel PM 2.5 dapat mengurangi harapan hidup anak-anak di Delhi dibandingkan anak-anak di kota dengan udara lebih bersih. Kondisi ini juga meningkatkan risiko penyakit pernapasan, asma, dan komplikasi jantung bagi orang dewasa.
Aktivis lingkungan menyatakan langkah pemerintah, seperti penyemaian awan dan penyemprotan air di jalan, hanya bersifat sementara. Protes polusi udara yang melibatkan mahasiswa, jurnalis, dan aktivis menekankan urgensi penanganan lebih serius.