Pertemuan bersejarah ini diharapkan membuka peluang bagi Suriah untuk menjauh dari masa lalu ekstremisnya dan kembali membangun hubungan serta kepercayaan dengan komunitas internasional.
Sebelum berkuasa, al-Sharaa, dikenal dengan nama Abu Mohammed al-Golani—memimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mantan cabang al-Qaida di barat laut Suriah, dan mengawasi penumpasan sel ISIS di wilayahnya.
Kini, di bawah pemerintahannya, militer AS memperluas kerja sama dengan Damaskus, termasuk upaya integrasi pasukan Kurdi SDF dengan tentara baru Suriah. Implementasi kesepakatan ini terkendala ketegangan yang sempat memicu bentrokan sporadis.
Kunjungan bersejarah ini menjadi tonggak diplomasi Suriah-AS dan menandai babak baru bagi rekonstruksi politik, ekonomi, dan keamanan pasca-perang sipil 14 tahun.