finnews.id – Perusahaan teknologi International Business Machines (IBM) mengumumkan rencana pemangkasan jumlah karyawan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini akan dilaksanakan pada kuartal IV-2025 alias kuartal yang berjalan saat ini. Perusahaan asal Amerika Serikat ini tak merinci jumlah pekerja yang terdampak pemangkasan itu. Namun, keputusan itu akan memengaruhi kurang dari 1 persen pekerja.
“Pada kuartal keempat, kami akan melakukan tindakan yang berdampak pada kurang dari satu digit, dari (total) pekerja global kami,” kata juru bicara IBM dikutip dari CNBC.
Pada akhir tahun 2024, IBM tercatat memperkerjakan sekitar 270.000 orang, sebagaimana tercantum dalam laporan tahunan perusahaan. Bila dikalkulasikan, maka pemangkasan pada triwulan akhir 2025 ini akan berdampak pada sekitar 2.700 pekerja.
Adapun IBM, belakangan memang sedang merampingkan perusahaannya. Para eksekutif perusahaan juga mencari cara meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Sejak Arvind Krishna menjabat CEO IBM pada tahun 2020, IBM gencar memasuki bisnis dengan pertumbuhan tinggi, termasuk bisnis komputasi cloud dan AI.
Orderan untuk konsultasi serta software AI ke IBM juga melonjak pada kuartal III-2025, hingga mencapai 9,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 158 triliun). Menurut juru bicara IBM, keputusan pemangkasan ini juga diambil guna menyelaraskan karyawan dengan perubahan permintaan pasar, di mana pasar AI kian berkembang.
“Kami secara rutin meninjau tenaga kerja kami melalui persperktif ini dan terkadang melakukan penyeimbangan ulang,” ujar juru bicara IBM.
Bagaimana menurut penilaianmu sendiri mengenai hal ini?