Home News Pembangunan Lift Kaca Tebing Kelingking Dihentikan, Alam Bali Kembali Dapat Napas
News

Pembangunan Lift Kaca Tebing Kelingking Dihentikan, Alam Bali Kembali Dapat Napas

Bagikan
Lift KacaTebing Kelingking
Lift KacaTebing Kelingking, Image: DALL·E 3
Bagikan

Dampak terhadap Ekosistem dan Identitas Bali

Tebing Kelingking selama ini dikenal sebagai simbol keindahan liar yang khas. Dengan bentuk menyerupai kepala dinosaurus, kawasan ini menjadi salah satu lokasi paling difoto di seluruh Bali. Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), pembangunan di area ini dapat mempercepat erosi dan mengubah struktur tanah tebing secara permanen.

Selain itu, pembukaan akses yang terlalu luas dapat menambah risiko kecelakaan. Ombak besar dan garis pantai yang sempit sering kali membuat aktivitas berenang di Kelingking Beach berbahaya. Karena itu, sejumlah pengamat menilai, membatasi akses fisik justru menjadi cara terbaik untuk melindungi wisatawan sekaligus lingkungan.

Refleksi atas Arah Wisata di Bali

Penghentian proyek lift kaca Tebing Kelingking membawa pelajaran penting bagi pengelolaan wisata di Bali. Banyak pihak berharap momentum ini menjadi titik balik untuk menegaskan kembali arah pembangunan yang berpihak pada kelestarian. Keindahan Bali tidak bergantung pada fasilitas buatan, melainkan pada kemampuannya menjaga harmoni antara manusia dan alam.

Kini, muncul dorongan agar setiap rencana pembangunan wisata melewati kajian lingkungan yang lebih matang. Dengan begitu, setiap langkah menuju kemajuan tetap berakar pada nilai keseimbangan dan keberlanjutan yang menjadi roh pariwisata Bali selama ini.

Alam yang Kembali Bernapas

Keadaan di Tebing Kelingking saat ini masih dalam tahap peninjauan. Belum ada kejelasan kapan proyek akan berlanjut, namun suasana di lapangan mulai tenang. Burung-burung kembali beterbangan di sekitar tebing, dan suara ombak kembali menjadi melodi utama.

Dari kejadian ini, Bali seolah mengingatkan kita kembali bahwa kemajuan sejati bukan tentang seberapa tinggi bangunan berdiri, melainkan seberapa dalam manusia menghormati tanah tempatnya berpijak.

Referensi

Bagikan
Artikel Terkait
News

Transjakarta Targetkan Layani 400 Juta Penumpang Sepanjang 2025

finnews.id – Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta, Welfizon Yuza, menargetkan pihaknya dapat...

News

Seorang Ibu di Banyuwangi Kubur Bayi yang Baru Lahir di Halaman Belakang Rumah

finnews.id – Seorang ibu di Banyuwangi kubur bayi yang baru lahir di...

Kementerian PU Siapkan mitigasi bencana jelang libur Nataru 2025/2026. Foto: Kemen PU
News

Jelang Libur Nataru 2025/2026, Kemen PU Siapkan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana

finnews.id – Menyambut musim liburan panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026,...

Gunung semeru kembali erupsi dengan ketinggian letusan mencapai 800 meter. Foto: PVMBG
News

Gunung Semeru Tiga Kali Erupsi, Tinggi Letusan Capai 800 Meter!

finnews.id – Gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru, kembali erupsi sebanyak tiga...