Ilmuwan Belum Sepakat
Meski menarik perhatian besar, tidak semua ilmuwan sepakat dengan kesimpulan penelitian tersebut. Beberapa peneliti berpendapat bahwa bagian depan Hektoria Glacier masih mengapung di atas air laut, bukan benar-benar menempel di dasar laut. Jika benar, maka perubahan yang terjadi hanyalah proses alami ice calving—pelepasan bongkahan es besar yang umum di wilayah kutub.
Namun, baik pihak yang pro maupun kontra sepakat pada satu hal: perubahan di Antartika kini terjadi jauh lebih cepat daripada satu dekade lalu. Pengamatan radar dan satelit masih dibutuhkan untuk memastikan posisi garis dasar gletser secara akurat.
Apa Artinya bagi Dunia?
Fenomena di Hektoria Glacier menggambarkan bahwa perubahan iklim kini benar-benar terlihat nyata. Dalam hitungan minggu, area es seluas kota bisa hilang dari peta. Setiap kehilangan massa es di kutub berarti tambahan volume air laut yang perlahan mengancam kota-kota pesisir di seluruh dunia.
Para ilmuwan kini menekankan pentingnya pemantauan jangka panjang dengan data satelit resolusi tinggi. Dengan memahami lebih dalam bagaimana gletser seperti Hektoria kehilangan stabilitasnya, dunia bisa memperkirakan laju kenaikan permukaan laut dan mempersiapkan mitigasinya lebih baik.
Kesimpulan
Mundurnya Hektoria Glacier bukan sekadar peristiwa alam biasa, melainkan tanda bahwa lapisan es di Antartika semakin tidak stabil. Walau prosesnya bukan “mencair” secara harfiah, kecepatan kehilangan es ini menjadi peringatan serius bagi planet kita. Kutub selatan yang dulu orang anggapp beku dan tenang kini berubah dinamis, dan dunia harus siap menghadapi konsekuensi dari setiap meter es yang hilang.