finnews.id – Ketika seorang mukmin memiliki keinginan tertentu, tengah menghadapi masalah, atau mencari solusi atas kesulitan hidup, sholat hajat menjadi salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan.
Sholat Hajat bisa dilakukan kapan saja di luar waktu-waktu terlarang, baik siang maupun malam hari. Rasulullah SAW menganjurkan sholat hajat sebagai bentuk penghambaan dan permohonan langsung kepada Allah SWT agar segala urusan dimudahkan dan hajat dikabulkan.
Makna Sholat Hajat
Sholat hajat adalah sholat sunnah yang dikerjakan oleh seorang muslim ketika memiliki keinginan atau permohonan tertentu kepada Allah SWT.
Bisa dilakukan 2 rakaat, namun juga boleh 12 rakaat dengan salam setiap dua rakaat.
Dasar perintahnya bersandar pada firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 45:
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Wa ista’īnū bish-shabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā ‘alal khāshi‘īn.
“Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya (sholat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah:
“Barang siapa memiliki hajat kepada Allah atau kepada manusia, hendaklah ia berwudhu dengan sempurna, lalu sholat dua rakaat, kemudian memuji Allah, bershalawat kepada Nabi SAW, dan berdoalah.”
Waktu Terbaik Sholat Hajat
Menurut Ali Akbar bin Aqil dalam kitab Penuntun Mengerjakan Shalat Hajat, waktu terbaik melaksanakan sholat hajat adalah sepertiga malam terakhir, yakni sekitar pukul 01.00 dini hari hingga menjelang Subuh.
Hal ini karena waktu tersebut adalah saat yang mustajab untuk berdoa, sebagaimana firman Allah dalam Surah Az-Zariyat ayat 18:
وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Wa bil-asḥāri hum yastaghfirūn.
“Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS. Az-Zariyat: 18)
Dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Yanzilu rabbunā tabāraka wa ta‘ālā kulla laylatin ilā as-samā’i ad-dunyā ḥīna yabqā ṯuluthul-layli al-ākhir, fa yaqūlu: man yad‘ūnī fa astajība lah, man yas’alunī fa u‘ṭiyah, man yastaghfirunī fa aghfira lah.
“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir setiap malam. Dia berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Kuperkenankan; siapa yang memohon, akan Kuberi; siapa yang memohon ampun, akan Kuampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)