Kriteria Calon Raja: Adat, Pengetahuan, dan Agama
Dalam tradisi Keraton Surakarta, seorang raja atau Paku Buwono tidak hanya ditentukan berdasarkan garis keturunan, melainkan juga harus memenuhi tiga syarat utama, yakni menguasai adat, memiliki pengetahuan, dan menjunjung tinggi nilai agama.
Menurut KGPH Puger, sosok penerus harus mampu menjaga warisan budaya Jawa sekaligus beradaptasi dengan tantangan zaman modern.
“Raja itu bukan hanya simbol, tapi juga panutan. Harus paham tata krama, sejarah, dan punya jiwa kepemimpinan spiritual,” tuturnya.
Sementara itu, adik PB XIII yang lain, KGPH Dipokusumo, menilai proses suksesi ini harus dijalankan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan perpecahan. Ia menegaskan bahwa penerus raja harus memiliki komitmen kuat terhadap budaya dan jaringan sosial yang luas.
“Pokoknya syarat utama harus berani KKN, bukan korupsi tapi komitmen, konsisten, networking. Harus punya jaringan kuat untuk menjadikan Keraton lebih berbudaya Jawa. Itu butuh arto, doyo, dan tri winasis,” ujar Gusti Dipo.
Ia juga menambahkan, pemimpin baru nantinya diharapkan dapat membawa Keraton Surakarta menjadi lebih terbuka dan berperan aktif dalam pelestarian budaya Nusantara.
Dinasti Panjang dan Tantangan Zaman
Keraton Kasunanan Surakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa tertua yang masih eksis hingga kini. Sejak masa Mataram Islam, suksesi raja selalu menjadi momen penting yang menentukan arah perjalanan adat dan budaya di tanah Jawa.
Kini, setelah wafatnya PB XIII, Keraton Solo menghadapi tantangan besar untuk menjaga keutuhan dinasti sekaligus memperkuat relevansi budaya di era modern. Masyarakat Jawa menantikan sosok pemimpin baru yang bisa menyeimbangkan nilai tradisi dan kemajuan zaman.
Suksesi di Keraton Kasunanan Surakarta bukan sekadar penentuan siapa yang berhak menduduki takhta, tetapi juga ujian bagi kelestarian tradisi dan persatuan keluarga besar keraton.
Dengan adat dan tata cara yang sudah berusia ratusan tahun, masyarakat kini menanti keputusan resmi siapa yang akan melanjutkan peran PB XIII sebagai penjaga budaya dan simbol kebesaran Keraton Solo.