Tantangan Hunian Terapung
Meski inovatif, rumah terapung memiliki tantangan. Goyangan saat badai atau kapal besar lewat, kebutuhan infrastruktur tambahan untuk listrik dan air, serta adaptasi psikologis bagi penghuni baru menjadi beberapa hambatan. Namun, banyak warga melaporkan adaptasi cepat, dan manfaat keamanan serta keberlanjutan mereka anggap lebih penting dibanding tantangan tersebut.
Masa Depan Hunian Terapung
Permintaan global untuk konsep hunian terapung meningkat. Proyek floating islands di Baltic Sea hingga Maldives Floating City menunjukkan bahwa Belanda tidak hanya membangun untuk negaranya, tetapi menjadi pionir hunian ramah iklim yang bisa mereka terapkan di negara lain. Seiring kenaikan permukaan laut, hunian terapung berpotensi menjadi solusi penting bagi jutaan orang yang terdampak banjir, sekaligus membuka cara baru memandang kota dan perumahan di era perubahan iklim.
Referensi:
-
Shira Rubin, Why the Dutch embrace floating homes
-
Koen Olthuis / Waterstudio – proyek Maldives Floating City dan floating houses di Belanda.
-
Space&Matter – desain komunitas Schoonschip di Amsterdam.
-
Blue21 – perusahaan teknologi untuk floating buildings, proyek floating islands di Baltic Sea.
-
Floating Pavilion dan Floating Farm di Rotterdam – proyek arsitektur dan pertanian terapung.
-
Wawancara dan kutipan langsung dari penduduk dan pengelola proyek: Siti Boelen dan Marjan de Blok, terkait komunitas Schoonschip.