2 Pembalap Indonesia Tembus MotoGP 2026, Veda Ega & Mario Aji Siap Guncang Dunia!

Jejak Gemilang Lulusan Astra Honda Racing School

Pengumuman ini semakin spesial mengingat latar belakang kedua pembalap yang telah merasakan atmosfer kompetisi di Sirkuit Mandalika:

Mario Aji (Magetan, Jawa Timur): Lulusan Astra Honda Racing School (AHRS) tahun 2016 ini akan menapaki tahun kelimanya di Grand Prix melalui kelas GP Moto2 2026 dengan membawa bendera HTA. Mario tercatat tidak pernah absen tampil pada ajang Grand Prix Indonesia yang digelar di Mandalika sejak tahun 2022 hingga 2025, mengasah kemampuannya mulai dari sesi latihan bebas Moto2 hingga balapan Moto3.

Veda Ega Pratama (Gunung Kidul): Meskipun belum genap berusia 18 tahun, Veda Ega mendapat kesempatan emas untuk langsung menapaki jenjang balap GP Moto3. Keputusan ini didasarkan pada prestasi gemilangnya sebagai runner-up pada ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup (RBRC) musim 2025. Veda juga sempat menunjukkan dominasinya dengan menaklukkan Sirkuit Mandalika pada gelaran Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2023.

Infrastruktur Kelas Dunia Jadi Kunci Adaptasi

Kehadiran Sirkuit Mandalika sejak menjadi tuan rumah MotoGP pada tahun 2022 terbukti vital. Sirkuit ini secara resmi telah mengantongi Homologasi Grade A dari Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM). Status tertinggi ini membuktikan bahwa Mandalika telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan keselamatan untuk menggelar ajang balap paling prestisius di dunia.

Kualitas infrastruktur dan lintasan yang setara dengan sirkuit MotoGP lainnya di dunia memberikan akses tak ternilai bagi pembalap Indonesia. Mereka dapat berlatih dan berkompetisi di lingkungan yang sama ketatnya dengan standar global. Hal ini secara langsung membantu pembalap muda seperti Veda Ega dan Mario Aji beradaptasi dengan standar teknis, kecepatan, dan tingkat kesulitan yang akan mereka hadapi di Moto2 dan Moto3.

Selain itu, kesempatan tampil di depan publik sendiri dalam ajang besar seperti MotoGP memberikan dorongan mental dan kepercayaan diri yang luar biasa, melahirkan ekosistem balap yang lebih profesional, mulai dari mekanik, manajemen tim, hingga pembalap itu sendiri.