Finnews.id – Pizza Hut Inggris menghadapi krisis besar setelah operator waralaba mereka, DC London Pie Limited, dinyatakan bangkrut pada Oktober 2025. Akibatnya, 68 restoran dan 11 outlet pengantaran ditutup. Selain itu sedikitnya 1.210 karyawan terancam PHK.
Keputusan ini menjadi salah satu langkah cepat dalam restrukturisasi perusahaan untuk menghadapi tekanan finansial yang meningkat di tengah persaingan industri makanan cepat saji.
Penutupan gerai tersebut mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh Pizza Hut Inggris akibat penurunan omzet, kenaikan biaya operasional, dan perubahan perilaku konsumen.
Fenomena ini juga menyoroti tantangan besar di sektor ritel makanan cepat saji, di mana perubahan perilaku konsumen, inflasi, dan biaya operasional memaksa perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat atau menghadapi kerugian besar.
Dengan langkah penutupan gerai tersebut, Pizza Hut Inggris berharap dapat memperkuat bisnis yang tersisa dan beradaptasi dengan kebutuhan konsumen modern, meskipun konsekuensinya adalah pengurangan tenaga kerja secara signifikan.
Beberapa faktor yang menyebabkan penutupan gerai antara lain,
Kenaikan biaya operasional dan tingginya kontribusi jaminan sosial
Penurunan minat konsumen terhadap restoran kasual
Persaingan ketat dengan merek lain seperti Domino’s dan restoran pizza premium
Tantangan ekonomi yang dihadapi oleh industri perhotelan di Inggris
Menurut laporan dari The Week, sektor restoran kasual di Inggris menghadapi penurunan karena perubahan preferensi konsumen dan meningkatnya biaya.
Penutupan gerai mencakup berbagai lokasi di Inggris, Skotlandia, dan Wales. Di antaranya adalah
Finchley Lido dan Russell Square di London, Carlisle di Cumbria, Rhyl di Wales Utara, Coventry, Kidderminster, Shrewsbury, dan Rugby di Midlands dan Northamptonshire dan Hereford di East Midlands.
Kabar baiknya, melalui kesepakatan administrasi pra-paket, 64 restoran yang masih beroperasi diambil alih oleh Yum! Brands, sehingga menyelamatkan 1.276 pekerja yang terancam PHK.