finnews.id – West Ham United tengah menghadapi krisis besar di musim 2025/26, mencatatkan awal musim terburuk dalam 52 tahun terakhir. Dengan hanya satu kemenangan dari sembilan pertandingan dan berada di posisi kedua dari bawah klasemen Premier League, tim ini menghadapi ancaman degradasi yang nyata. Krisis West Ham menjadi sorotan karena performa tim yang jauh dari harapan dan sulit menemukan ritme kemenangan.
Awal Musim yang Mengkhawatirkan
Kekalahan 2-1 dari Leeds United pada 24 Oktober 2025 menambah daftar panjang hasil buruk West Ham. Gol cepat dari Brenden Aaronson dan Joe Rodon dalam 15 menit pertama pertandingan menunjukkan lemahnya pertahanan tim. Dengan hanya empat poin dari sembilan pertandingan, tim ini berada dalam posisi yang sangat rentan. Di bawah arahan Nuno Espirito Santo, West Ham masih berjuang menemukan strategi yang efektif untuk membalikkan situasi.
Masalah Utama: Pertahanan yang Rapuh
Kebobolan dari Set-Piece
Salah satu masalah paling jelas yang dihadapi West Ham adalah kebobolan dari situasi bola mati. Dalam beberapa pertandingan awal, termasuk melawan Leeds, tim kebobolan gol dari tendangan sudut, yang sudah menjadi gol kedelapan mereka dari situasi serupa musim ini. Masalah ini menunjukkan bahwa pertahanan tim sangat rentan terhadap bola mati, membuat mereka sering tertinggal lebih dulu.
Statistik Pertahanan yang Buruk
West Ham tercatat sebagai tim yang paling banyak kebobolan di Premier League musim ini, dengan total 20 gol. Selain itu, mereka juga memberikan jumlah tendangan sudut terbanyak kepada lawan, memperlihatkan kesulitan dalam menahan tekanan. Kesalahan posisi pemain di lini belakang juga menjadi sorotan pakar sepak bola, karena beberapa keputusan taktik tidak berhasil menahan serangan lawan.
Krisis Mental dan Tekanan di Ruang Ganti
Kekalahan berturut-turut telah menurunkan moral tim secara signifikan. Kapten Jarrod Bowen menyatakan bahwa tim hanya bisa keluar dari situasi sulit ini jika pemain menunjukkan semangat juang yang lebih tinggi. Ia menekankan pentingnya menghadapi kenyataan dan bekerja keras untuk membalikkan keadaan, sambil mengikuti arahan Nuno Espirito Santo untuk memperbaiki pola permainan tim.
