finnews.id – Berita tentang gugatan cerai Raisa terhadap Hamish Daud masih jadi topik hangat sekarang. Padahal, pasangan ini dulu sering disebut couple goals ini selalu terlihat harmonis.
Tapi di balik semua itu, ternyata ada kisah yang jauh lebih manusiawi: dua orang yang pernah saling mencintai, lalu perlahan tumbuh ke arah yang berbeda.
Dan buat yang ngikutin perjalanan karier Raisa dari awal, kamu pasti sadar: lagu-lagunya kayak punya kehidupan baru sekarang. Seolah tiap lirik yang dulu terasa romantis atau penuh harapan, kini berubah jadi semacam potongan refleksi dari fase-fase hidupnya sendiri.
-
Si Paling Mahir
“Aku si paling mahir sembunyi di balik tawa…”
Lagu ini sebelumnya terasa seperti kisah seseorang yang tangguh. Sekarang, entah kenapa, terasa lebih personal.
Raisa seolah menceritakan sisi dirinya yang selama ini terlihat kuat di depan publik, padahal diam-diam menyimpan banyak hal sendiri.
-
Nyawa dan Harapan
“Akan datang masa di mana kita, hanya mampu berkeluh dan menyesal, berharap doa dapat memutar waktu. Percayalah waktu masih tersisa. Percayalah hanya kita yang bisa, beri nyawa segala harapan.”
Lagu ini bukan soal cinta romantis, tapi soal keresahan yang lebih luas. Tentang dunia yang makin sesak, tentang hilangnya empati.
Di tengah kabar perpisahan ini, lirik itu bisa dibilang punya makna baru, bukan cuma untuk bumi, tapi juga untuk hubungan manusia yang perlahan kehilangan arah dan kejujuran.
-
Teristimewa
“Yang teristimewa, dari wajahmu, cerminan sempurna, keindahan kalbumu.”
Lagu ini selalu jadi salah satu lagu Raisa yang paling hangat dan tulus. Dulu, banyak yang mengaitkannya dengan kisah cintanya bersama Hamish yang sederhana, dewasa, dan saling memahami.
Sekarang, lagu ini lebih terasa seperti pengingat bahwa cinta sejati kadang bukan tentang selamanya, tapi tentang pernah saling menerima dengan sepenuh hati.
-
Love You Longer
“You’re my person, you’re my home, you are real, you’re my earth. You’re a million other things that you don’t even know.”
