Catatan Dahlan Iskan

Takdir Al Khoziny

Bagikan
Takdir Al Khoziny
Bagikan

Sedang untuk salat duhur dan asar, tidak wajib berjamaah. Maka ketika sore itu dilakukan salat asar, lantai bawah itu tidak penuh. Maka ketika bangunan baru itu roboh, yang enam baris di depan semuanya selamat. Termasuk imam salat, seorang ponakan kiai. Bangunan lama itu tidak terpengaruh sama sekali.

Sampai di mana gerakan salat asar itu ketika bangunan runtuh?

“Sudah rakaat keempat. Sedang posisi sujud. Jenazah yang ditemukan ada yang dalam posisi sujud,” ujar Kiai Abdul Muid.

Salah seorang santri, katanya, merasakan seperti ada gempa kecil sebelum bangunan itu roboh. Mungkin badan pemantau gempa bisa mengecek apakah ada gempa kecil pada jam-jam sebelum itu.

Saya bisa membayangkan alangkah sulitnya tim evakuasi melaksanakan tugasnya hari itu. Bangunan yang roboh itu dijepit bangunan-bangunan lain. Di baratnya ada “bangunan enam baris” yang tidak roboh. Bagian selatannya bangunan-bangunan empat lantai. Timur dan utaranya rumah-rumah tinggal enam bersaudara kiai di situ.

Mungkin perlu ada pemikiran baru: menatap ulang tata bangunan di pondok ini. Membangun kembali memang penting tapi menata ulang tidak kalah penting.

Kiai Asep adalah teladan yang sempurna: pindah lokasi ke kawasan yang cocok untuk pendidikan. Apalagi akses dari jalan raya ke Al Khoziny sangat tidak memadai. Saya harus memutar dulu, lalu jalan kaki menaiki jembatan darurat di atas sungai yang kotor, masih pula harus menyusuri gang yang sempit.

Memang sudah menjadi ciri pondok pesantren untuk menerima keadaan apa adanya. Itu bagian dari ajaran ikhlas. Termasuk menerima musibah besar kemarin sebagai bagian dari takdir. (Dahlan Iskan)

Bagikan
Artikel Terkait
Setahun Berharap
Catatan Dahlan Iskan

Setahun Berharap

Maka ramai spekulasi reshuffle besar-besaran akan terjadi tanggal 8 Oktober –mengingat saktinya...

Cheng Li-wun
Catatan Dahlan Iskan

Cheng Li-wun

“Saya akan kembali ke konsensus 1992,” ujar Cheng. Saat itu Presiden Taiwan...

Utang Whoosh
Catatan Dahlan Iskan

Utang Whoosh

Jelaslah: dalam hidup ini ambisi saja tidak cukup. Populer saja tidak ada...

Catatan Dahlan Iskan

Siapa Mikir

Oleh: Dahlan Iskan Sudah seminggu saya amati: banyak tuduhan proyek kereta cepat...