Catatan Dahlan Iskan

Takdir Al Khoziny

Bagikan
Takdir Al Khoziny
Bagikan

Kiai Hasyim lantas memimpin pondok pesantren Tebuireng, Jombang –menurunkan Gus Dur dan Gus Irfan, menteri haji saat ini.

Kiai Khozin ditugaskan mendirikan pondok tidak jauh dari Panji. Yakni di lokasi Al Khoziny sekarang ini. Itu tahun 1910. Belum ada madrasahnya. Masih berupa padepokan. Itu lebih awal dari catatan sejarah berdirinya Al Khoziny, tahun 1920.

Dalam sejarah panjangnya itu sekarang inilah era kemajuan tertinggi Al Khoziny. Total santrinya sekitar 3.000 orang –dari SD sampai S-2.

Kemajuan itu jauh melampaui ketersediaan lahan yang diwariskan. Tidak sampai setengah hektare. Di sekitarnya pun tumbuh rumah-rumah kampung yang padat. Harga tanah di situ sudah terlalu mahal untuk lokasi pendidikan. Buduran sudah menjadi daerah industri di antara Surabaya dan Sidoarjo.

Lahan pesantren itu memang bertambah, tapi secara sangat pelan. Belum tentu rumah di dekat pesantren mau dibeli.

Akhirnya dibangunlah gedung-gedung baru yang berimpitan. Apalagi semua santri Al Khoziny harus mukim –berasrama. Bukan hanya ruang belajar yang diperlukan. Juga ruang asrama untuk hampir 3.000 santrinya.

Masjidnya pun tidak seperti umumnya masjid di pondok pesantren. Tidak ada lahan untuk masjid. Fungsi masjid itu berada di lantai bawah dari bangunan empat lantai. Daya tampungnya hanya enam baris –sekitar 30 orang per baris. Sangat tidak mencukupi. Akhirnya jamaah meluber sampai halaman.

Halaman itulah yang belakangan ingin diisi bangunan baru empat lantai. Agar masing-masing lantai menyambung dengan bangunan lama. Bangunan baru itu jauh lebih besar dari yang “enam baris” tadi. Salatnya bisa tambah 20 baris lagi.

Lantai satu, dua, tiganya sudah selesai dibangun setahun lalu. Lantai terbawahnya untuk tambahan “enam baris” tadi. Lantai dua dan tiga masih kosong. Tunggu lantai empatnya dicor semen –sekaligus jadi atapnya.

Bulan lalu dana untuk mengecor atap itu tersedia. Dilakukanlah pengecoran. Selesai. Begesting belum dibuka. Tunggu cor semennya kering.

Salat lima waktu tetap diadakan di lantai bawah. Sudah tidak enam baris lagi. Sudah hampir 30 baris. Selalu penuh. Belum cukup. Terutama kalau untuk salat maghrib, isya, dan subuh. Di tiga waktu salat itu semua santri wajib salat bersama.

Bagikan
Artikel Terkait
Setahun Berharap
Catatan Dahlan Iskan

Setahun Berharap

Maka ramai spekulasi reshuffle besar-besaran akan terjadi tanggal 8 Oktober –mengingat saktinya...

Cheng Li-wun
Catatan Dahlan Iskan

Cheng Li-wun

“Saya akan kembali ke konsensus 1992,” ujar Cheng. Saat itu Presiden Taiwan...

Utang Whoosh
Catatan Dahlan Iskan

Utang Whoosh

Jelaslah: dalam hidup ini ambisi saja tidak cukup. Populer saja tidak ada...

Catatan Dahlan Iskan

Siapa Mikir

Oleh: Dahlan Iskan Sudah seminggu saya amati: banyak tuduhan proyek kereta cepat...