Catatan Dahlan Iskan

Takdir Al Khoziny

Bagikan
Takdir Al Khoziny
Bagikan

Kiai Khozin, pendiri Al Khoziny, dinilai sebagai ulama yang sangat dikasihi Nabi Muhammad, otomatis sangat dikasihi Allah.

Kepercayaan itu bermula dari cerita kiai besar dari Bangkalan, KH Kholil di masa nan silam. Konon, saat Kiai Kholil naik haji ia mendapat bisikan gaib. Yakni saat Kiai Kholil berdoa di Raudah –satu tempat dekat makam Nabi di dalam masjid Nabawi di Madinah. Yang berbisik itu Nabi Muhammad yang jenasahnya dimakamkan di sebelah Raudah. Isi bisikan: “sampaikan salam saya ke orang bernama Khozin di Buduran, Sidoarjo”.

Pulang dari haji, Kiai Kholil tidak langsung ke Bangkalan. Ia mencari dulu orang yang bernama Khozin. Ia ke Buduran. Setelah mencari berhari-hari Kiai Kholil bertemu seseorang yang sedang menyapu halaman.

“Apakah kenal orang yang bernama Khozin?”

“Banyak yang bernama Khozin di sini. Khozin yang mana?”

“Saya mendapat amanah dari Rasulullah Nabi Muhammad untuk menyampaikan salam ke orang Buduran bernama Khozin”.

“Kalau itu yang dimaksud, berarti orang itu saya, karena saya juga mendapat pesan dari Nabi Muhammad akan ada utusan yang menemui saya”.

Saya dengarkan cerita itu dengan seksama. Saya sudah sering mendengar cerita gaib seperti itu di pesantren keluarga kami di Magetan. Sejak saya kecil. Pun tentang kakek buyut saya.

“Di mana halaman tempat beliau menyapu itu sekarang?” tanya saya.

“Bukan di komplek pondok Al Khoziny ini,” kata Kiai Abdul Muid kepada saya.

“Di mana?”

“Di halaman pondok Panji. Kira-kira dua kilometer dari sini,” ujar Gus Abdul Muid.

Awalnya Kiai Khozin ternyata sekolah di pondok Panji itu. Ini pondok tertua di kawasan itu. Didirikan tahun 1787. Pendirinya: Kiai Hamdani dari Pasuruan.

Khozin akhirnya diambil menantu oleh kiai Hamdani. Bahkan dikirim ke Makkah untuk memperdalam ilmu agama. Santri lain yang juga diambil menantu adalah Hasyim Asy’ari dari Tebuireng, Jombang.

“Istri Kiai Khozin dan Kiai Hasyim Asy’ari meninggal muda. Dua santri andalan itu dikawinkan lagi dengan adik-adik almarhum istri masing-masing,” ujar Kiai Abdul Muid. Berarti Kiai Khozin dan Kiai Hasyim Asy’ari dua kali berstatus ipar.

Bagikan
Artikel Terkait
Setahun Berharap
Catatan Dahlan Iskan

Setahun Berharap

Maka ramai spekulasi reshuffle besar-besaran akan terjadi tanggal 8 Oktober –mengingat saktinya...

Cheng Li-wun
Catatan Dahlan Iskan

Cheng Li-wun

Cheng Li-wun lahir di Taiwan tapi bapaknyi orang Yunnan, pojok barat daya...

Utang Whoosh
Catatan Dahlan Iskan

Utang Whoosh

Jelaslah: dalam hidup ini ambisi saja tidak cukup. Populer saja tidak ada...

Catatan Dahlan Iskan

Siapa Mikir

Oleh: Dahlan Iskan Sudah seminggu saya amati: banyak tuduhan proyek kereta cepat...