Hah?
Rupanya istri Zong tidak hanya satu. Hanya saja tertutup rapat. Anak-anak dari mama yang lain itu ingin dapat bagian dari kekayaan Zong: sebesar sekitar Rp 100 triliun. Mereka menggugat lewat pengadilan. Maka dunia medsos T penuh viral berita rebutan warisan itu. Lengkap dengan bumbu-bumbu dan gosipnya.
Nama mama tiga anak itu pun akhirnya muncul di medsos: Du Jianying. Sedang nama tiga anak itu: Jacky, Jessie and Jerry Zong. Mulai terungkap pula siapa mama tiga anak itu: Du Jianying adalah salah satu manajer di Wahaha.
Bahwa sengketa itu tidak memengaruhi Wahaha penyebabnya jelas: Zong Qinghou bukan lagi pemegang saham terbesar. Saham Zong 29,4 persen. Sekarang di tangan Kelly.
Saham terbesar Wahaha milik BUMN: 46 persen. Selebihnya, 24 persen, milik karyawan Wahaha.
Saya hanya bisa menduga mengapa BUMN bisa punya saham begitu besar di Wahaha. Rasanya itu terjadi sejak 2009 atau setahun setelahnya. Saat itu Zong Qinghou lagi punya perkara amat besar di pengadilan. Perkara itu menghebohkan seluruh negara.
Waktu itu Wahaha melawan raksasa perusahaan multinational dari Prancis: Danone. Dalam perjalanan bisnisnya Zong Qinghou memang bekerja sama dengan Danone: 51 persen – 49 persen –Danone sebagai mayoritas.
Ketika pasar air kemasan meledak-ledak Zong Qinghou minta agar Wahaha memperbesar pabrik. Danone tidak setuju. Investasi baru hanya akan mengurangi laba.
Zong juga mencurigai pihak Prancis ingin mengubah merek Wahaha menjadi Danone. Padahal perjanjian sejak awal menyebutkan nama produk mereka harus tetap Wahaha.
Nama Wahaha itu sendiri hasil sayembara. Saat bisnisnya berkembang Zong membuka sayembara: apa nama merk air kemasannya. Ada yang usul Wahaha. Zong setuju. Itulah pemenangnya.
Sengketa itu berlangsung selama tiga tahun. Danone kalah. Akhirnya Danone pilih melepaskan saham 51 persen ke Zong. Nilainya sangat besar.
Rasanya saat itulah Zong minta bantuan pemerintah. Maka masuklah BUMN: Hangzhou Shangchen Investment Holding Group Co Ltd –sebagai yang menggantikan Danone.